Ceknricek.com — PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. telah mengakuisisi merek mobil Korea Selatan, Kia di Indonesia. Kia kini ditangani perusahaan join venture PT Kreta Indo Artha (KIA), perusahaan hasil kerja sama Indomobil Sukses Internasional dan PT Sarimitra Kusuma Ekajaya.
Direktur Indomobil, Bambang Subijanto mengungkapkan pihaknya sedang mengurus aspek operasi untuk merek Kia. Di antaranya adalah pengurusan tanda pendaftaran tipe (TPT) dan kepabeanan untuk impor mobil merek tersebut.
“Fokus kita sekarang sedang mengurusi proses legalitas. Paling cepat, September akan kita umumkan,” ujar Bambang, seperti dikutip Inews, Rabu (3/7).
Di Indonesia, Kia dikenal dengan beberapa model kendaraan, seperti sedan Sephia, Carnival atau mobil nasional Timor pada era 2000-an. Selain itu, saat ini ada sport utiliy vehicle (SUV) Kia Sportage dan Sorento, hingga city car Kia Visto dan Picanto.
Kepastian KIA bakal memegang hak atas penjualan mobil-mobil merek Kia disampaikan pula oleh Andrew Nasuri. Andrew merupakan orang yang diamanatkan untuk mengawal perjalanan Kreta Indo Artha. Ia bilang bahwa mereka telah menggantikan PT KIA Mobil Indonesia (KMI) sebagai Agen Pemegang Merek (APM) mobil asal Korea itu.
Iya betul kami menjadi APM, kata CEO Garuda Mataram Motor, anak perusahaan Indomobil yang menjadi APM Volkswagen dan Audi ini seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (3/7).
Proses pengambil alihan merek Kia memang tampaknya tak semulus harapan, sebab Indomobil Sukses Makmur bersama PT Sarimitra Kusuma Ekajaya (SKE) terpaksa membentuk PT Kreta Indo Artha tadi. Pertanyaannya, kenapa Indomobil dan SKE tak mengakuisisi atau tetap mempertahankan PT KMI yang notabene merupakan pemegang hak importasi, distribusi, hingga layanan purna jual merek Kia.
Sayangnya semua pihak yang berkepentingan dalam proses ini tutup mulut semua ketika ditanyakan hal itu. Bisa jadi, kelancaran pengambilalihan merek Kia terganjal oleh para pemegang saham KMI lainnya di luar SKE. Kabarnya pemegang saham KMI adalah Himawan Surya dan Grup Artha Graha. Himawan Surya diketahui pernah menjabat sebagai presiden direktur KIA setidaknya hingga tahun 2014. Sayangnya, sampai sejauh ini belum diungkap detail besaran porsi saham masing-masing di KMI.
PT Kreasi Indo Artha (KIA) merupakan perusahan bentukan antara Indomobil dan SKE, salah satu pemegang saham PT KMI. Pembentukan PT KIA dilakukan dengan penandatanganan akta pendirian perseroan terbatas dengan status penanaman modal dalam negeri yang bergerak dalam bidang perdagangan dan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, pada tanggal 17 Mei 2019.
Sumber: Informasi Mobil Terlengkap
Modal dasar PT KIA sebesar Rp100 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp25 miliar yang diambil oleh para pendiri. Komposisi kepemilikan sahamnya PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. sebesar 60% atau setara dengan Rp15 miliar. Sedangkan PT SKE sebesar 40% atau senilai Rp10 miliar.
Jika nantinya pengambilalihan merek KIA benar-benar terwujud tentu saja akan berdampak pada penjualan mobil-mobil KIA di Tanah Air. Pasalnya, Indomobil memiliki kemampuan untuk membangun dan mengembangkan layanan purna-jual untuk mobil-mobil KIA. Bisa juga Indomobil menggunakan jaringan Suzuki yang memiliki diler sebanyak 325 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bagaimana pun, layanan purna-jual merupakan nyawa kelangsungan hidup sebuah merek mobil. Dulu, konsumen berpandangan, bagus atau tidaknya sebuah mobil, terletak pada produk atau teknologi. Namun kini, hampir semua mobil memiliki teknologi yang hampir sama.
Sekarang konsumen bersepsi bahwa sebuah mobil bagus kalau mulai dari saat membeli sampai kepada layanan setelahnya dinilai bagus. Dengan one packet services konsumen menjadi puas. Dengan demikian, konsumen berharap sejak mobil dibeli tak pernah merongrong. Jadi jelas, layanan purna jual yang biasanya dilakukan di diler-diler itu sangatlah penting.
Layanan purna jual inilah yang tampaknya menjadi kendala penjualan mobil-mobil KIA selama ini. Bayangkan saja, KIA hanya memiliki diler sebanyak 37 unit. Dengan jumlah diler yang terbatas itu tentunya konsumen akan berpikir empat kali untuk membeli mobil KIA, sekalipun produknya terbilang bagus.
Tak heran kalau kemudian penjualan mobil KIA dari tahun ke tahun semakin amblas. Pada tahun 2012 penjualan Kia mencapai puncaknya dengan angka 13.651 unit. Sejak tahun 2014 penjualan mobil KIA sudah turun di bawah angka 10 ribu unit dengan angka 8.936 unit. Tahun 2015 angkanya makin nyusruk di angka 2.884 unit. Tahun 2018 penjualan sampai Maret hanya sebanyak 122 unit.
Setelah Maret 2018, KMI tak pernah lagi melaporkan penjualan mobilnya kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Alhasil, keanggotaan KMI di Gaikindo pun terpental. Sebab, pelaporan jumlah penjualan merupakan syarat keanggotaan Gaikindo.
Kondisi KMI makin babak belur setelah diterpa aksi pergi tim penjualan di sejumlah wilayah Jakarta. Tim penjualan meninggalkan KMI lantaran tak mendapat komitmen dari pihak Kia di Indonesia. Saat itu, KMI selaku agen pemegang merek (APM) sedang mencari rekan bisnis yang tertarik dengan bisnis penjualan retail KIA.
Kondisi layanan purna-jual KMI yang lemah itulah kemudian memunculkan isu tak sedap, bahwa KMI dilanda kebangkrutan. Isu kebangkrutan makin menyeruak ketika sebagian divisi KMI meninggalkan kantor pusat mereka yang berlokasi di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Bandingkan dengan Wuling Motors yang bertekad memperluas jaringan layanan purna-jual mereka dibanding mengejar angka penjualan mobil. Dalam dua tahun ini Wuling mengejar pertambahan diler mereka sebanyak 87 unit, melebih target sebanyak 80 unit. Langkah itu untuk mengejar target penjualan sebanyak 30 ribu unit per tahun dari saat ini yang sudah mencapai 17 ribu unit.
Bagi Indomobil sendiri, pengambilalihan KIA jelas sudah melewati itung-itungan yang matang. Bagaimana pun, mobil asal Korea itu masih menyimpan potensi pasar yang menjanjikan, mengingat penjualannnya yang pernah melampaui 13 ribu unit. Selain itu, Kia juga memiliki pamor dan penggemar tersendiri.
Rencana Hyundai yang akan membangun pabriknya di Indonesia juga bisa menguntungkan Kia. Bagaimana pun, di negara asalnya kedua pabrikan ini adalah dua bersaudara. Di luar negeri mereka kerap bersama-sama menggarap sebuah pabrik, seperti di India. Tak menutup kemungkinan pabrik tersebut juga akan memproduksi mobil-mobil Kia sehingga harganya menjadi lebih kompetitif.
Cetak Laba
Pihak Indomobil belum mau berkomentar banyak soal itu. Meski secara prinsipil merek Kia dan Hyundai memiliki kaitan erat, Indomobil menyatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang mesti dibereskan di lingungan internal.
Foto: Istimewa
Pengambilalihan Kia juga sejalan dengan kinerja Indomobil yang saat ini tengah menapaki jalan terang. Sepanjang tahun lalu Indomobil sukses mencetak laba, setelah beberapa tahun lalu didera kerugian. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan akhir Februari lalu, emiten berkode saham IMAS itu mencatatkan pendapatan Rp17,55 triliun pada 2018 atau meningkat 14,13% dari 2017 sebesar Rp15,35 triliun. Tak pelak, perseroan pun berhasil mencatatkan laba Rp108,13 miliar setelah tahun sebelumnya mencatatkan rugi Rp109,62 miliar.
Memang saat ini pasar kendaraan tengah dilanda kelesuan, tetapi tetap saja menjadi penyumbang pendapatan terbesar bisnis Indomobil. Per 2018, bisnis kendaraan mencakup 54% dari total pendapatan Indomobil yang sebesar Rp17,55 triliun. Sementara itu, bisnis sewa kendaraan dan logistik mencakup 8,1%, bahan bakar dan pelumas 4,5%, serta jasa service 3,2%.
Untuk mengatasi kelesuan pasar kendaraan, Indomobil akan fokus menggarap jaringan bisnis layanan purna-jual. Langkah itu untuk mengkompensasi dagang mobil yang tahun ini masih lesu. Sepanjang kuartal I kemarin, penjualan mobil anjlok sekitar 13% menjadi 253.863 unit.
Nah jika PT Kreta Indo Artha benar-benar resmi menjadi pemegang APM Kia pada September nanti, tentu saja bisnis layanan servicenya menjadi menarik. Sebab, sejak masuk ke Indonesia 19 tahun yang lalu, populasi mobil Kia diperkirakan mencapai 80 ribu unit lebih. Angka itu tentu saja akan terus bertambah seiring semakin banyaknya penjualan Kia di bawah kendali Indomobil nantinya.