Ceknricek.com – Nama Andi Arief kembali muncul ke permukaan. Bukan karena kiprah politiknya, melainkan karena penangkapan dirinya dalam dugaan kasus narkoba. Ia dibekuk Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, di Hotel Peninsula, kawasan Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3) malam.
Politikus Partai Demokrat itu sebelumnya juga sempat membetot perhatian khalayak soal dugaan mahar politik Rp1 triliun yang diterima PAN dan PKS yang diunggah lewat akun Twitternya. Andi Arief bahkan sempat memviralkan istilah jenderal kardus.
Seperti apa sepak terjang pria kelahiran Bandar Lampung itu?
Dari sejumlah sumber diperoleh informasi, Andi Arief mengenyam pendidikan di FISIP Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia aktivis yang getol demo. Kala menjadi Ketua Senat Mahasiswa FISIP UGM (1993-1994), dia bersama sejumlah aktivis mahasiswa membentuk Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima). Pada 1998, Andi termasuk salah satu di antara belasan aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menunjuk Andi Arief sebagai Komisaris PT Pos Indonesia. Pada 2008, setahun sebelum pilpres 2009, ia menyatakan mundur. Pada tahun yang sama, Andi Arief maju sebagai Wakil Gubernur Lampung, berpasangan dengan calon Gubernur Muhajir Utomo dari jalur independen. Namun pencalonan mereka kandas.
Kala SBY menjabat presiden kedua kalinya (periode 2009-2014), Andi Arief diangkat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Terakhir ia membuat heboh dunia politik Tanah Air setelah Demokrat-Gerindra tak menemui kata sepakat soal cawapres, Agustus 2018. Koalisi Gerindra-PKS-PAN ujungnya lebih memilih Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo di Pilpres 2019.
Kini, politikus kelahiran Bandar Lampung, 20 November 1970 itu kembali bikin heboh. Bukan di kancah politik, melainkan dalam kasus dugaan barang haram, narkoba.