Ceknricek.com — Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden 2019 Prabowo Subianto di salah satu gerbong kereta mass rapid transit atau MRT Jakarta boleh jadi mengapungkan ingatan kita tentang sejarah Perang Dunia, Adolf Hitler dan Compiègne Wagon.
Compiègne Wagon adalah gerbong kereta bersejarah. Di dalam gerbong kereta di hutan Compiègne inilah Hitler menandatangani gencatan senjata pertama dan kedua dengan Perancis.
Ketika Pemimpin Jerman Adolf Hitler menerima kabar bahwa pemerintah Prancis menginginkan negosiasi perdamaian, dia langsung menunjuk Hutan Compiègne sebagai lokasi negosiasi. Di tempat itu adalah lokasi yang sama dengan tempat menyerahnya Jerman dalam Perang Dunia I tahun 1918.
Hitler bermaksud menggunakan tempat ini sebagai puncak balas dendam terbaik Jerman terhadap Prancis. Sang Führer juga menuntut bahwa penandatanganan harus dilaksanakan di dalam gerbong kereta yang sama yang digunakan berpuluh-puluh tahun sebelumnya, yaitu Compiègne Wagon.
Sumber : The Armistice
Meskipun begitu, dalam kalimat terakhir draft perjanjian yang diajukan Jerman, Hitler menekankan bahwa “Jerman tidak punya maksud, dengan penunjukan tempat negosiasi serta syarat-syarat yang diajukan, sebagai bentuk untuk mempermalukan lawan yang telah bertempur dengan gagah berani,” yang merujuk pada pasukan Prancis.
Tentang Compiègne Wagon, setelah gencatan senjata pertama ditandatangani pada tahun 1918, kereta itu kemudian diparkir ke tempat perlindungan di museum Prancis. Pada 1940, kereta tersebut kembali dibawa ke hutan Compiègne untuk kepentingan penandatangan genjatan senjata kedua. Setelah itu, Gerbong tersebut dipindahkan ke Berlin untuk melambangkan keunggulan Jerman atas Prancis. Miniatur gerbong kereta bersejarah itu kini tersimpan di museum Clairière de l’Armistice, Prancis.
Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo di gerbong MRT setelah perang dalam pilpres 2019 jelas tak ada hubungannya dengan perang dunia, Hitler dan Compiègne Wagon. Jokowi menyebutnya sengaja memilih MRT karena menganggap Prabowo belum pernah naik MRT. Hanya sesederhana itu.
Foto : Wikipedia
Tentu saja, kita percaya pernyataan Jokowi itu. Tapi toh publik tentu tak dilarang untuk menduga-duga, kan. Soal Prabowo belum pernah menumpang MRT boleh jadi benar. Bahkan mungkin juga banyak tempat yang juga belum dikunjungi Prabowo, kendati sang jenderal pensiunan ini sudah keliling Indonesia dalam rangka kampanye atau hal yang lain. Nah, di sini saja dalih Jokowi, bisa dikomentari, bisa-bisanya dia saja.
Jokowi boleh jadi memang ingin memamerkan salah satu hasil pekerjaannya selama dia memimpin, kendati MRT sudah dirintis sejak era Presiden Habibie.
Pastinya, pertemuan Jokowi-Prabowo di hari Sabtu (13/7) itu, mengundang respon beragam dari kubu Jokowi maupun Prabowo. Lalu masing-masing kubu pun membuat meme tentang MRT. Para pendukung kubu Jokowi tiba-tiba menyanjung Prabowo setinggi langit sambil memelesetkan MRT dengan Menyatukan Rakyat yang Terbelah. Sebaliknya para pendukung Prabowo yang tidak setuju dengan pertemuan tersebut mengartikan MRT sebagai Membuat Rakyat Terbelah (MRT).
Hitler menarik Compiègne Wagon ke Berlin untuk memamerkan kedigdayaan Jerman atas Prancis pada Perang Dunia II. Tak berlebihan juga jika pertemuan Jokowi di dalam gerbong MRT diterjemahkan bahwa Jokowi ingin menunjukkan kekalahan Prabowo kepada seluruh rakyat Indonesia. Saya ucapkan selamat,” ucap Prabowo mengakui kemenangan Jokowi.