Ceknricek.com — Untuk mendukung dan membantu perkembangan seni grafis di Indonesia, Bentara Budaya menggelar Kompetisi Internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI. Kompetisi diikuti oleh 317 karya dari 166 seniman grafis asal 26 negara–antara lain–Argentina, Australia, India, Italia, Turki, dan Kanada. Puncak acara ditandai dengan penyelenggaraan pameran karya 30 finalis, serta penghargaan bagi para pemenang, di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (24/4) malam.
Seluruh karya telah diseleksi secara ketat oleh para dewan juri. Mereka adalah kurator Bentara Budaya Ipong Purnama Sidhi (ketua dewan juri); penulis buku dan dosen ISI Yogyakarta Dwi Marianto; perupa dan Dosen ISI Yogyakarta Edi Sunaryo; seniman grafis dan Kepala Divisi Seni Cetak Ganara Devy Ferdianto; serta seniman grafis sekaligus perupa, pegiat Studio Grafis Minggiran Yogyakarta, dan Dosen ISI Surakarta Theresia Agustina Sitompul.
Sumber : Tribunnews
Menurut Direktur Program Bentara Budaya, Frans Sartono, penyelenggaraan Triennial Seni Grafis Indonesia merupakan bentuk komitmen Bentara Budaya untuk mendukung perkembangan seni grafis di Indonesia. Kompetisi ini diharapkan dapat memicu dan memacu antusiasme masyarakat terhadap seni grafis Indonesia, baik dari para pelaku maupun publik pemerhati seni grafis pada umumnya.
Triennial Seni Grafis Indonesia pertama kali digelar pada tahun 2003. Sejak penyelenggaraan yang kelima tahun 2015 mulai diminati peserta internasional dan tahun ini merupakan yang keenam kalinya diselenggarakan,” kata Frans Sartono.
Penyelenggaraan Kompetisi Triennial Seni Grafis Indonesia VI tahun ini didukung oleh Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Kami menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan bertaraf internasional Triennial Seni Grafis, karena ajang ini dapat menjadi salah satu wadah bagi para seniman grafis yang ada di tanah air dalam mengembangkan karyanya. Karena dapat dilihat, bahkan dalam era digital dan teknologi saat ini seni grafis masih memperlihatkan eksistensinya, kata Managing Director Sinar Mas Saleh Husin.
Sumber : MediaIndonesia
Selama ini kertas dikenal sebagai media untuk menulis atau untuk mencetak, namun pada kompetisi internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI ini, para peserta memanfaatkan kertas sebagai media dasar untuk menuangkan ekspresi seni mereka.
Sejak lahir, kita telah terbiasa menggunakan kertas dalam berbagai wujudnya di hidup kita, mulai dari buku tulis, tisu, koran, hingga kardus, dan kemasan makanan. Setiap wujud kertas ini memiliki ceritanya masing-masing. Melihat para peserta memberikan sentuhan mereka masing-masing dan mentransformasi kertas menjadi produk bernilai seni tinggi membuktikan bahwa potensi kertas untuk diolah sangatlah besar. Bukan tidak mungkin kertas dapat diolah menjadi solusi dari permasalahan lingkungan kita, ujar Saleh.
Selain kompetisi serta pameran karya finalis dan pemenang, Triennial Seni Grafis kali ini juga dipadukan dengan workshop seni grafis, kegiatan gambar bersama komunitas Indonesias Sketchers dan Bogor Sketchers, serta kelas kokoru bagi siswa-siswi sekolah dasar.Workshop dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan pengalaman seni kepada masyarakat umum. Seluruh acara bersifat gratis dan terbuka untuk umum.