Ceknricek.com – Aroma konspirasi menyeruak di balik penangkapan Carlos Ghosn. Para eksekutif Nissan disebut-sebut mengambil langkah-langkah untuk membuat Carlos Ghosn dipenjara.
Pemenjaraan Chairman Nissan Motor Corporation yang juga pemimpin aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi itu, diharapkan akan menghentikan upaya-upaya untuk menggabungkan (merger) produsen mobil Jepang dengan Renault, mitranya dari Prancis. Demikian laporan Wall Street Journal, Sabtu (30/3), berdasarkan sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Carlos Ghosn, seperti diketahui, ditangkap otoritas Jepang di Tokyo pada November 2018 atas dugaan pelanggaran keuangan. Ia sempat ditahan sebelum kemudian dibebaskan pada 6 Maret lalu dengan jaminan.
Teori bahwa eksekutif Nissan mungkin memiliki peran dalam penangkapan Ghosn telah beredar luas di dunia otomotif. Padahal Ghosn telah berperan besar dalam menyelamatkan keberlangsungan operasi Nissan pada akhir 1990-an.
Para pengamat industri otomotif mengatakan, Jepang punya sikap skeptis terhadap gagasan adanya perusahaan asing seperti Renault bisa memiliki perusahaan penting Jepang, dalam hal ini Nissan.
Pendapat atau informasi mengenai adanya peran eksekutif Nissan dalam penangkapan Carlos Ghosn masih perlu dikaji lebih jauh. Kajian perlu dilakukan karena beberapa hari lalu Renault dan Nissan justru dilaporkan sedang memulai lagi pembicaraan kemungkinan merger.
Setelah merger, perusahaan gabungan Renault dan Nissan berencana mengakuisisi perusahaan otomotif lain, di antaranya Fiat Chrysler.
Carlos Ghosn menghabiskan lebih dari 100 hari di penjara Jepang karena serangkaian dugaan pelanggaran keuangan sebelum dibebaskan dengan jaminan. Ghosn telah dilucuti dari perannya di aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, yang sebelumnya dia pimpin. Jika terbukti bersalah, dia terancam hukuman penjara 15 tahun, namun Ghosn membantah semua tuduhan.