Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»SOSOK

Arswendo Atmowiloto, Dari Rumahnya Hingga Keluarga Cemara

SOSOK July 20, 20195 Mins Read

Ceknricek.com — Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto telah tiada. Ia mengembuskan nafas terakhir, Jumat (19/7) petang karena kanker prostat yang dideritanya. Mendiang wafat dalam usia 70 tahun.

Arswendo lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 26 November 1948. Semasa hidup ia aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti “Hai” dan Kompas. Arswendo juga dikenal aktif menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.

Rumah Arswendo

Rumah Arswendo yang teduh di Jakarta Selatan bukan sekadar hunian. Rumah itu menjadi ”museum” hidup, sekaligus arsip yang menyimpan benda dan kenangan yang dipungutinya sepanjang hidup.

Dilansir Kompas, Nyaris 30 tahun rumah dengan bangunan seluas 200 meter persegi dan tanah 300 meter persegi itu menjadi bagian hidup Arswendo.

Seiring waktu, isi rumah tak lagi hanya menggambarkan Arswendo yang seorang penulis, jurnalis, kritikus televisi, dan pemilik rumah produksi, tetapi juga sosoknya sebagai seorang anak, ayah, kakek, dan pencinta hewan.

Foto : Kompas

Kebersamaan keluarga Wendo dengan rumah itu sejak wujudnya masih berupa hamparan tanah. Sebelum tumbuh bangunan di atasnya, Wendo mengajak ibunya, Sarjiyem, mengunjungi tapak bakal perumahan karyawan perusahaan Kompas, media tempatnya pernah bekerja.

”Almarhum ibu waktu itu lumpuh karena stroke. Jalan pun susah, tapi saya melihat kilatan senang di matanya. Saya bilang, ’Suatu saat kita akan hidup di sini’. Rasanya bangga sekali,” cerita Arswendo satu ketika.

Arswendo mengaku kenal benar riwayat rumah hingga tanah yang ditempatinya. Dia tahu persis di bawah lantai terasnya tertanam tiga lantai teras lama. Setiap kali Arswendo ingin memasang keramik baru, dia tak membongkar lantai yang telah usang. Tak ingin membuang bagian dari rumah itu.

Foto : Kompas

Arswendo pun hafal tempatnya menguburkan anjing kesayangannya: Jili, Gebil, Yesi, dan Coki. Si Jili dikuburkan lengkap dengan dasi dan upacara di halaman belakang. Si Gebil ditanam dengan balutan sarung kesayangan Wendo, bentuk penghormatan kepada hewan setia itu. Arswendo memang sayang kepada anjing-anjingnya.

”Pernah anjing saya berusaha diselundupkan istri saya ke penjara. Dibawa kayak bayi, pakai selimut. Tapi, polisinya digonggong, jadi ketahuan deh, ha-ha-ha,” ujarnya. Ia teringat masa lima tahun berada di balik tembok penjara.

Sejak hadir para cucu, Wendo dan istrinya, Agnes Sri Hartini (64), tak lagi memelihara anjing.

“Arsip” Kehidupan

Benda kenangan dan simbol-simbol masa lalu di rumah itu ibarat cuplikan kehidupan Arswendo. Bagi dia, kehilangan rumah itu ibarat kehilangan identitas.

Begitu menapak teras rumah, gajah-gajah kayu kenangan menyambut dengan belalainya. Bentukan gajah masih menampakkan diri hingga di ruang tamu. Kata Arswendo, istri dan cucu boleh saja mengutak-atik rumah. Namun, Arswendo akan bersikukuh agar gajah-gajahnya mendapat tempat.

”Kok, gajah?”

”Saya asalnya dari daerah Gajahan, Solo. Itu dulunya dekat kandang gajah,” ujarnya enteng.

Foto : Kompas

Kenangan Arswendo akan orang tua terekam dalam lukisan ibu dan ayahnya di atas rak kayu yang menghabiskan seluruh dinding ruang makan. Ayah Arswendo, Joko Kamid, yang berpulang saat ia duduk di kelas lima SD, dilukis mengenakan belangkon dan beskap.

Sementara sang ibu dilukis berkebaya, bersanggul, dengan kalung melingkar di leher. Kata Arswendo, kalung dalam lukisan ibunya itu sengaja ditambahkan agar ibunya terabadikan dengan berhias.

Jejak perjalanan Arswendo sebagai seorang penulis tersimpan rapi di ruang kerjanya. Komputer dengan floppy disk yang menua duduk rapi di meja kerja. Benda yang masih berfungsi itu dipertahankannya walau menjadi bahan tertawaan para cucu yang menganggapnya jadul (zaman dulu).

Ketika tangannya menari di atas keyboard komputer (atau dulu mesin tik) itulah lahir skenario, novel, cerpen, atau naskah drama.

Foto : Kompas

Di dinding ruang kerja itu pula terpaku bingkai berisi artikel, ilustrasi karikatur,  lukisan diri, dan penghargaan yang dianugerahkan kepadanya. Sebuah foto Arswendo dengan beskap dan belangkon.

”Yang menarik itu pinnya. Itu tanda pengabdian saya selama 50 tahun di Keraton Surakarta,” ujarnya tentang gelar yang dianugerahkan kepadanya tahun 2001 itu.

Sementara di dinding ruang belakang rumah berjajar lukisan kapas. Arswendo dan teman-temannya membuat lukisan-lukisan unik itu ketika menghuni lapas. Kapas warna-warni disusun mencipta ragam bentuk.

Foto : Kompas

Ketika dia keluar dari lapas, sebagian lukisan itu dibawanya pulang. Arswendo tak bisa diam. Di dalam bui sekalipun dia produktif. Termasuk dalam menulis. Sesaknya penjara tak menghalangi akal.

”Tempat itu ada dalam pikiran. Saya tidak terganggu dengan situasi sekitar saya ketika menulis,” ujar Arswendo. Dari balik jeruji, tercipta sejumlah cerpen dan novel, antara lain Menghitung Hari (1996) yang diangkat dari pengalamannya dalam penjara.

Maestro Keluarga Cemara

Nama Arswendo Atmowiloto lekat dengan drama Keluarga Cemara. Drama keluarga ini populer di televisi Indonesia pada era 1990 hingga awal tahun 2000-an.

Arswendo mengisahkan, saat ia menjajakan ide itu menjadi serial, tidak banyak orang yang berminat. Menurut dia, saat itu, mereka menginginkan cerita dengan genre horor.

“Kok enggak ada hantunya? Enggak ada santetnya? Saya bilang Indonesia enggak butuh santet banyak,” ujar Arswendo.

Foto : Kapanlagi.com

Dia memaparkan, Keluarga Cemara mengisahkan tentang nilai kejujuran sebuah keluarga kecil yang hidup jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.

Cerita ini pun mulai digemari dan menjadi favorit khalayak pada waktu itu. Tayangan ini pernah menjadi serial yang selalu dinanti di akhir pekan.

Setiap kalimat yang keluar dari sosok Abah dan Emak kepada anak-anaknya selalu terpatri dalam ingatan.

Bahkan, lebih dari dua dekade setelah peluncuran serial pertamanya, banyak orang yang masih mengingat setiap detail cerita hingga lagu temanya.

Hal ini lalu membuat rumah produksi Visinema Pictures berniat untuk mengadopsinya menjadi ide cerita film. Bekerja sama dengan Ideosource dan Kaskus, ketiganya lalu merancang kisah baru yang disesuaikan untuk generasi saat ini.

Film Keluarga Cemara (Foto : Istimewa)

Ketika kisahnya akan dipinang menjadi film layar lebar, Arswendo menyetujuinya. Bahkan, ia mempersilakan pihak yang terkait untuk membuat latar cerita baru. Dalam cerita baru ini, kisah Abah, Emak, Euis, dan Ara dikemas dengan latar milenial.

Pada film ini, latar keseharian pelakon utama diceritakan berada di lingkungan urban dan kompleks. Namun, sesuatu terjadi hingga membuat keluarga kecil ini terpaksa menyingkir ke pedesaan.

Ketika ditanya mengapa film Keluarga Cemara baru difilmkan setelah lebih dari dua dekade, Arswendo mengatakan, ide dan gagasan yang ada di kisah ini sesuai dengan kondisi sekarang.

“Frame-nya untuk keluarga pada umumnya. Nilai umum dan universal, bahwa terharu bisa berarti air mata bisa berarti senyuman,” ucap Arswendo.

Kini, sang maestro yang tak kenal lelah untuk berkarya itu telah berpulang. Selamat jalan.

#arswendoatmowiloto #budayawan #sastrawan #wartawan keluargacemara tutupusia
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

Jadi Dirut Bulog, Ini Profil Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani

Sosok Agam Rinjani, Relawan SAR yang Evakuasi Jenazah Juliana Marins di Gunung Rinjani

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.