Ceknricek.com — Pada saat Tahun Baru China atau Imlek, ratusan ribu turis China biasanya berbondong-bondong datang ke Indonesia. Imlek tahun lalu sekitar 200 ribu orang turis Negeri Panda itu yang beribur ke Indonesia, terutama ke Bali. Pada tahun ini bisa lebih. Hanya saja, saat ini Indonesia perlu waspada. Wabah virus novel corona atau coronavirus (nCov) tengah menyerang dunia.
Virus ini diperkirakan bakal memukul dunia pariwisata. Bahkan bukan cuma itu. Sektor ekonomi lainnya juga terpengaruh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkoreksi. Hampir seluruh pasar saham Asia juga melemah. Nyaris seluruh mata uang utama Benua Kuning, termasuk rupiah, pun lunglai.

Pada Selasa (21/1), harga minyak mentah merosot. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent untuk kontrak Maret 2020 ditutup turun 61 sen di level US$64,59 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Adapun minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari turun 20 sen dan berakhir di level US$58,34 per barel di New York Mercantile Exchange.
“Saya bukan ahli pandemi, tetapi Anda bisa lihat contoh kasus sebelumnya seperti virus SARS yang juga berasal dari Asia. Sepertinya pasar khawatir akan ada kejadian serupa,” kata Christian Maggio, Head of Emerging Markets Strategy di TD Securities yang berbasis di London, seperti diberitakan Reuters.
Menyebar
Virus corona pertama kali terdeteksi di China. Kini virus ini dilaporkan telah menyebar setidaknya ke lima negara, yaitu Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Amerika Serikat (AS).
Pemerintah China mengungkapkan virus ini bisa menular melalui kontak antar-manusia. Enam orang warga Wuhan meninggal akibat virus ini. Wuhan adalah daerah yang paling parah. Di sana terjadi 291 kasus serangan virus corona.
Bloomberg memberitakan, berdasarkan data beberapa otoritas kesehatan kota dan nasional per 21 Januari 2020 pukul 14.00 EST, telah ditemukan total 296 orang terjangkit coronavirus. Jumlah terbanyak di China yaitu 291 orang, diikuti Thailand dua orang, lalu Korea Selatan, Jepang, Taiwan, serta AS masing-masing satu orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menggelar rapat pada Rabu (22/1) waktu AS. Rapat tersebut akan menentukan apakah serangan virus corona sudah bisa diberi status darurat internasional.
WHO sudah bertindak agresif dalam menangani penyebaran virus ini. Soalnya, jumlah orang yang ditemukan terjangkit virus sudah meningkat dua kali lipat selama akhir pekan lalu. Satu orang warga AS yang didiagnosis terjangkit virus ini baru saja bepergian ke Wuhan, Tiongkok, yang merupakan pusat penyebaran virus ini.
Warga Snohomish, Washington tersebut terjangkit meski mengaku tidak menghabiskan waktu di pasar hewan di mana virus Wuhan dipercaya berasal, dan tidak melakukan kontak dengan siapa pun yang dalam keadaan sakit.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru Imlek, China Laporkan 17 Kasus Lagi Terkait Virus Korona
Sebagaimana saat penyebaran SARS dan Ebola, para pejabat kesehatan dan ilmuwan melacak pasien dan melakukan pengecekan sampel ludah dan cairan lain untuk menentukan penyebab persis penyakit serta tingkat keparahannya.
Mereka mengidentifikasi dan memonitor orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien. Selain itu, mereka juga menetapkan larangan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) dilaporkan sudah memperluas inspeksi terhadap penumpang pesawat ke bandara di Atlanta dan Chicago, pada Selasa (21/1). Sebanyak 1.200 orang menjalani pengecekan. Pengecekan dilakukan atas penumpang yang bepergian ke Tiongkok. “Ini adalah situasi yang berkembang, dan kami memperkirakan akan ada tambahan kasus di AS dan global,” kata Direktur Imunisasi dan Penyakit Pernapasan CDC Nancy Messonnier seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/1).
WHO akan memutuskan apakah akan mendeklarasikan penyebaran virus baru ini sebagai keadaan darurat kesehatan internasional atau tidak. “Jika mereka mendeklarasikan masalah ini sebagai isu internasional, itu akan berdampak pada aktivitas perdagangan dan mengurangi perjalanan keluar masuk negara,” kata William Schaffner, profesor obat untuk penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, Nashville, Tennessee, seperti dikutip Bloomberg.
Schaffner mengaku waspada terhadap kemungkinan masalah ini ditetapkan sebagai keadaan darurat. “Tapi saya tidak yakin kita sudah sampai pada tahap itu,” ujarnya

Baca Juga: Filipina Selidiki Kasus Terduga Virus Korona pada Anak Lima Tahun
Menurut dia, CDC tengah melakukan pengecekan di lapangan dan memulai pekerjaan untuk membuat vaksin guna mencegah penyebaran virus tersebut. Meskipun, ia menyebut pekerjaan ini kemungkinan membutuhkan waktu.
Peneliti penyakit menular asal Inggris sekaligus penasihat WHO, David Heymann, mengatakan virus Wuhan dan SARS berasal dari keluarga yang sama yaitu virus corona. Disebut demikian karena bentuknya yang seperti mahkota. Banyak dari virus tersebut menjangkit lintas manusia dan hewan, sebagaimana terjadi pada virus Wuhan.
Di tengah berkembangnya kekhawatiran akan virus Wuhan ini, Asisten Profesor di Universitas Sydney, Adam Kamradt-Scott, mengatakan virus ini tidak semematikan SARS. “Ada 10% kasus yang berakhir kritis dan ada kasus kematian, tapi mayoritas 200 orang lebih yang terinfeksi virus ini mengalami sakit yang ringan,” katanya, seperti dikutip Bloomberg.
Pengawasan Ketat
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno Hatta, dr Anas Ma’ruf, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai kesiapan untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia, terlebih menjelang Imlek. “Imlek adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi. Lalu lintas orang juga menjadi tantangan bagi kita untuk meningkatkan pengawasan,” ujarnya seperti dikutip Viva.
Pengawasan dilakukan dengan mengidentifikasi pesawat yang berasal dari China ke Indonesia. Meski belum ada pesawat yang langsung menuju ke Wuhan, Anas mengklaim bahwa semua penumpang dan kru yang berasal dari dataran China akan diawasi secara ketat. “Semuanya diawasi lebih ketat tapi enggak boleh lupa yang transit juga diawasi. Jakarta di (Bandara) Soetta belum ada penerbangan langsung ke Wuhan, di Bali ada pagi dan sore hari,” terangnya.
Demam menjadi salah satu gejala dari penyakit yang disebabkan virus corona. Itu sebabnya di bandara dan pelabuhan telah terpasang Thermal Scanner untuk memantau suhu tubuh seseorang yang terdeteksi di angka 38 derajat atau lebih sebagai tanda tubuh alami demam.
Pemerintah patut lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang dan saat Imlek nanti. Jangan sampai yuan yang ingin kita dapat, virus corona yang justru terjaring.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.