Ceknricek.com — Badan Keamanan dan Intelijen Australia – ASIO – yang salah seorang direktur-jenderalnya di awal tahun 1980-an pernah menjadi pengikut Gerakan Subud Indonesia (Susila Budhi Dharma), beberapa hari lalu, dalam laporan tahunannya memperingatkan tentang bahaya “pembinaan” oleh badan intelijen asing yang tidak disebutkan dari negara mana, terhadap para politisi Australia.
Menurut ASIO “hampir semua lapisan masyarakat Australia merupakan sasaran potensial dari campur tangan asing, dan ancaman ini beragam bentuknya, namun tetap tidak dapat diterima”. Menurut Dirjen ASIO Mike Burgess, selama 12 bulan terakhir ASIO “telah meningkatkan pengusutannya terhadap upaya-upaya untuk membina secara rahasia para politisi Australia, baik
yang sekarang ini, maupun yang berpotensi untuk menjadi politisi di masa depan.”
Ditambahkan: di semua negara bagian Australia, para politisi pada setiap tingkat pemerintahan menjadi sasaran intelijen asing untuk dibina agar mereka akhirnya berperan memajukan kepentingan negara asing dimaksud.
Sudah sejak lama beredar pandangan bahwa intel asing menyasar anggota-anggota tertentu dalam masyarakat multi-budaya Australia, terutama mereka yang berasal dari negara intel tersebut. Namun, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Siaran Australia, ABC, meski ada keprihatinan di pihak ASIO terhadap pembinaan oleh intel asing atas diri para politisi, namun badan intelijen Australia tersebut “merasa tidak nyaman” kalau ditugasi mengecek latar belakang para anggota DPR dan DPRD Australia, demi agar status kemandirian dan non-politis ASIO tetap terpelihara.
Badan Keamanan dan Intelijen Australia itu juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil menggagalkan suatu rencana intel asing untuk menyusupi dirinya sebelumnya tahun ini. Namun ASIO lagi-lagi tidak bersedia mengungkapkan dari negara mana upaya itu datangnya.
Dikatakan, tujuannya ialah untuk memperoleh informasi peka mengenai operasi intelijen Australia, khususnya yang ditujukan pada negara intelijen asing tersebut. Dirjen ASIO Mike Burgess juga memperingatkan bahwa campur tangan asing itu juga berbentuk “pemantauan, pengganggguan berulang-ulang dan intimidasi anggota-anggota masyarakat Australia yang multi budaya itu.”
Menurut Dirjen ASIO Mike Burgess, pihaknya telah berhasil mengungkapkan berbagai kasus yang melibat sejumlah negara yang pihak intelnya mengancam anggota masyarakat tersebut dan keluarga mereka karena telah menyuarakan pandangan yang berseberangan dengan kebijakan atau sikap pemerintah negara-negara asing tersebut.
Katanya lagi, sama sekali tidak dapat diterima kalau ada anggota masyarakat di Australia yang digertak-gertak karena mendesak agar dilakukan reformasi demokratis atau mengecam pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di negara asalnya.
“Dalam hal ini, maka gangguan seperti itu dapat diartikan sebagai serangan terhadap kedaulatan Australia, terhadap masyarakat majemuk budayanya, nilai-nilainya dan kebebasan-kebebasannya,” kata Dirjen Asio tersebut.
Baca juga: Di Australia yang Mengaku Manusia Berdaulat Merasa Kebal Hukum