Ceknricek.com – Bayi yang tersenyum akan sangat membahagiakan. Orang tua akan berusaha memastikan kenyamanan si buah hati untuk membuatnya tenang. Mulai membersihkan popok, menjaga kesehatannya, memberi makan, dan lainnya. Namun, tanpa ada alasan yang jelas, bisa saja si kecil tiba-tiba sering menangis. Tentu orang tua bingung mengapa dia menangis?
Jawabannya bisa jadi adalah si bayi sedang mengalami wonder week. Istilah wonder week diperkenalkan oleh pediatri asal Belanda, Fransiscus Xaverius Plooij dan istrinya, Hetty Van de Rijt. Wonder week adalah masa lompatan perkembangan mental yang dialami bayi saat 20 bulan pertama kelahiran.
Lompatan perkembangan mental tersebut terjadi saat ada perubahan sistem otak dan saraf pada bayi. Setelah itu, bayi akan meningkatkan kemampuan sensori. Kejadian lompatan perkembangan mental tersebut membuat bayi menjadi lebih rewel.
Penyebabnya adalah saat bayi mendapat kemampuan baru, ia akan merasa kewalahan. Keadaan itu membuat si bayi merasa tertekan karena kesulitan mengatur kemampuan dan pengalaman barunya.
Dikutip dari Parenting, bayi mengalami Clinginess, Crankines, Crying. Ketika memiliki kemampuan sensori baru, bayi cenderung ingin selalu melekat dengan ibunya. Bayi akan cemas saat tidak bersama ibunya.
Bayi juga akan lebih cranky atau rewel. Perhatiannya saat menyusu lebih mudah teralihkan dan tidurnya sedang mengalami perubahan. Si kecil juga lebih sering menangis, tetapi bukan sebagai caranya untuk berkomunikasi dengan orang tua. Sering terjadi tangisan tanpa sebab yang membuat orang tua bingung harus berbuat apa.
Pada umumnya wonder week terjadi dalam 10 kali lompatan perkembangan mental dengan interval waktu yang berbeda-beda.
Lompatan 1 (usia 4-5 pekan) saat bayi mengembangkan kemampuan melihat. Setelah lompatan ini, bayi mampu tersenyum dan melihat objek atau wajah orang tuanya lebih sering dan lama.
Lompatan 2 (usia 7-9 pekan) saat kemampuan bayi menjadi lebih jelas dan lebih sensitif terdapat suara. Setelah lompatan tersebut, bayi akan lebih familiar dengan objek dan orang yang sering dipandanginya. Ia juga dapat menoleh ke sumber suara dan menegakkan kepala.
Lompatan 3 (usia 11-12 pekan) saat bayi mulai tertawa. Bayi juga memliki ketertarikan sebagai sumber cahaya, mendengar suara, dan tengkurap tanpa bantuan.
Lompatan 4 (usia 14-19 pekan) ketika bayi memiliki kemampuan kesadaran lebih jauh. Setelahnya bayi dapat mengenali bayangan dirinya sendiri di cermin dan mengenal namanya dengan merespon saat dipanggil. Bayi juga mampu menggenggam benda-benda dengan lebih kuat dan memasukkannya ke mulut.
Lompatan 5 (usia 22-26 pekan) ketika bayi mulai dapat melempar benda-benda kecil di tangannya. Bayi pun akan memahami kata-kata dari orang lain, serta mengeluarkan ujaran satu suku kata.
Lompatan 6 (usia 33-37 pekan) bayi memiliki kemampuan memahami kosa kata lebih lanjut. Bayi pun lebih luwes dalam mengekspresikan emosi. Dari sisi motorik, bayi sudah dapat merangkak.
Lompatan 7 (usia 41-46 pekan) kemampuan bayi meniru mulai meningkat. Bayi dapat menirukan gerakan-gerakan yang kerap dilihatnya. Si kecil juga mampu membuat gestur menunjuk sesuatu yang diinginkannya.
Lompatan 8 (usia 51-54 pekan) bayi mulai memperlihatkan kesukaannya terhadap suatu benda seperti mainan tertentu. Si kecil yang sudah semakin besar juga sudah bisa mencoret-coret dengan alat tulis.
Lompatan 9 (usia 59-61 pekan) adalah saat bayi mulai memiliki kemahiran memainkan ledakan emosi (tantrum) untuk menginginkan sesuatu. Ia juga memahami apa yang menjadi miliknya dan ingin melakukan berbagai hal sendiri.
Lompatan 10 (usia 70-76 pekan) merupakan lompatan perkembangan mental terakhir bagi bayi. Saat ini, bayi sudah memiliki kemampuan merespon pertanyaan. Ia akan menjawab jika ditanya dan mengerti maksud pembicaraan.
Setelah mengalami wonder weeks, bayi pada umumnya juga mengalami sunny weeks. Masa tersebut menggambarkan bayi yang lebih ceria karena sudah dapat mengontrol kemampuan baru yang dimiliknya. Masa sunny weeks terjadi sekitar pekan ke-58 atau setelah lompatan kedelapan.