Ceknricek.com — Bicara Djarum, orang langsung mengarahkan pikirannya ke rokok. Padahal PB Djarum, Djarum Foundation, dan Djarum sebagai produsen rokok adalah hal yang berbeda. Nah, yang lagi diperbincangkan belakangan ini adalah PB Djarum. Itupun pada poin model audisi umum beasiswa bulu tangkis Djarum.
Audisi umum ini dilakukan Persatuan Bulutangkis PB Djarum mulai tahun 2006. Melalui audisi akan memudahkan anak-anak dari pelosok daerah untuk memotong jalur agar bisa masuk ke PB Djarum. Dengan audisi umum, anak-anak ‘hanya perlu’ tampil memukau tim penilai yang ada dalam audisi umum tersebut.
Tanpa ada audisi umum, anak-anak butuh usaha lebih keras agar bisa dilirik PB Djarum. Mereka harus bisa tampil rutin di turnamen agar ‘terlihat’ oleh pemandu bakat PB Djarum. Itu dulu yang mesti dipahami sebelum ikutan cas cis cus soal Djarum.

Selama ini, pembinaan pemain bulu tangkis level senior ada di pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta. Pemain-pemain pelatnas diambil dari seleksi nasional dan pengamatan dari seri sirkuit nasional yang berlangsung setiap tahunnya.
Pelatnas Cipayung dikelola Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI. Pemerintah baru ikut mengalokasikan dana dalam turnamen multi event seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Baca Juga: Haornas 2019 Dibayangi Polemik Pengunduran Diri PB Djarum dengan KPAI
Pembiayaan klub-klub di level junior itu pun sepenuhnya jadi tanggung jawab klub. Salah satu klub yang membiayai pembinaan itu adalah PB Djarum.
Mulai tahun depan, PB Djarum akan menghentikan audisi pencarian bibit atlet bulu tangkis. Keputusan itu diambil setelah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.
KPAI tidak salah. Komisi ini bekerja sesuai bidangnya. Persoalannya adalah PB Djarum sedang membawa perasaan alias Baper. Ya, sudahlah. Tidak apa-apa. Jauh sebelum 2006 juga tidak ada audisi umum. Bulu tangkis nasional toh baik-baik saja. Kadang juara, kadang kalah. Itu biasa.
Sesederhana itukah? Memang perlu dibuat sederhana. Kini, Djarum toh sudah bisa melihat dan merasakan bahwa publik ramai-ramai membelanya. Nitizen sudah menunjukkan pembelaannya di media sosial terhadap Djarum, melalui cacian dan risak mereka ke KPAI. Bahkan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, juga mengkritik KPAI agar fokus mengurus anak-anak terlantar ketimbang ikut campur soal audisi.

Begitulah bila orang kaya sudah baper. Dia mampu menggerakkan emosi banyak orang. Djarum memang raksasa. Tak usahlah mengukur kekuatannya. Bahwa Djarum sangat berpengaruh di daerahnya, Kudus, itu sudah pasti. Bupati Kudus terpilih rata-rata atas dukungan Djarum. Pengaruh politik Djarum menjangkau ke tingkat provinsi sampai nasional. Djarum itu gudangnya duit di Jawa Tengah.
Untunglah, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi turun tangan. Menteri dari PKB ini mendamaikan keduanya. Pada Kamis (12/9), KPAI dan PB Djarum melakukan pertemuan. Hasilnya, PB Djarum melepas egonya. Nama penjaringan anak-anak berbakat diubah dari Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis, tanpa menggunakan logo, merk, dan brand image Djarum. Di sisi lain, KPAI juga sepakat mencabut surat KPAI tanggal 29 Juli 2019 tentang permintaan pemberhentian Audisi Djarum.
Sejarah Panjang
Tanpa audisi, PB Djarum masih tetap melakukan pembinaan atlet muda. Ke depannya PB Djarum hanya perlu memilih formula pencarian bibit-bibit muda dengan cara yang lebih bijak. Tidak lagi dengan format audisi umum, yang terkesan sarat promosi rokok.
PB Djarum lahir tahun 1969, namun baru diresmikan 1974. Sedangkan pabrik rokok Djarum berdiri 21 April 1951. Bisnis ini dirintis Oei Wie Gwan. Pada 1963, bisnis kretek ini mulai diambil alih generasi kedua.
Dua putra Oei, yakni Hartono bersaudara Michael dan Robert mengembangkan bisnis keluarga ini dan menjadi keluarga terkaya di Indonesia. Bahkan, keluarga mereka masuk ke dalam daftar 25 keluarga terkaya di dunia di posisi ke-22.

Baca Juga: YLKI: KPAI Minta Ganti Logo Bukan Memberhentikan Audisi
Di tangan Hartono bersaudara, Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.
Kekayaan keluarga itu, yang saat ini dipimpin oleh Hartono bersaudara tercatat mencapai US$32,5 miliar atau setara sekira Rp461 triliun. Bloomberg menyematkan kata “NEW” dalam pemeringkatan tersebut terhadap keluarga Hartono. Artinya, keluarga Hartono baru masuk dalam daftar keluarga terkaya di dunia tersebut pada tahun ini.
Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono pun merupakan orang terkaya di Indonesia. Di dalam daftar 100 orang terkaya di dunia versi Bloomberg, Robert Budi Hartono menduduki posisi ke 80 dengan total kekayaan mencapai US$15,7 miliar, sedangkan Michael Hartono meduduki posisi ke 91 dengan kekayaan hingga US$14,7 miliar.
Keluarga ini punya komitmen yang baik terhadap bulu tangkis. Hanya saja, mereka juga manusia. Kadang punya rasa kesukuan yang berlebihan. Merasa diri kuat namun tak tahan kritik. Kita masih butuh KPAI-KPAI lain untuk mengawal komitmen Djarum agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi bangsa ini.
BACA JUGA: Cek JURNALISTIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini