Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Begitu PKS, Begitu Demokrat

Opini September 16, 20234 Mins Read

Ceknricek.com–PKS resmi mendukung pasangan Anies-Cak Imin. Keputusan ini menepis keraguan publik terkait sikap PKS, usai Nasdem tiba tiba meminang Cak Imin. Setidaknya, dengan gabungnya PKS, kader dan simpatisan dibawah bisa semakin fokus untuk berjuang. Ini juga membuktikan, kekuatan Islam modernis (PKS) dan tradisionalis (PKB), dalam politik yang dianggap tidak mungkin bersatu, bisa bersatu.

Kata teman yang nyaleg di DPRD Kota Tegal, dimana orang tuanya NU tulen tapi dia maju lewat Gerindra, politik itu seni memainkan segala kemungkinan. Inilah mungkin yang lupa dari perhitungan petinggi Partai Demokrat, yang menganggap politik itu sebuah kepastian. Begitu kepastian AHY dijadikan cawapres lenyap, mereka meraung raung seperti anak ayam kehilangan induk.

Dari aspek komunikasi politik, raungan dan “fitnahan” Demokrat ke Anies, pada akhirnya gampang dipatahkan. Pertama, tuduhan Anies sebagai pengkhianat. Jelas bahwa Anies bukan Ketua Umum partai, yang bisa memutuskan dirinya sendiri. Ia hanya bertugas menyodorkan nama bacawapres, dalam hal ini AHY. Ketika ketua umum partai pengusung ogah menerima, ia tak bisa apa apa.

Kedua, soal tulisan permintaan AHY sebagai cawapres yang diviralkan Demokrat. Kata Anies, tulisan itu dibikin secara informal. Tidak diketik. Tanpa kop surat. Sekedar untuk menegaskan pada SBY dan AHY, kalau perwakilan Demokrat di tim 8 sudah bekerja. Oleh perwakilan Demokrat di tim 8 mestinya dikembalikan lagi ke Anies, setelah laporan ke SBY dan AHY. Tidak untuk di foto.

Dari semua gonjang ganjing gagalnya “perkawinan” Anies –AHY itu, gambaran jelasnya kini mengerucut. Publik antipati terhadap sikap Demokrat yang terlalu reaksioner. Nyata terlihat, mereka berpartai bukan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, tapi mengincar kursi untuk karir politik AHY. Begitu proposal ini mentah, sikap kekanak kanakan ditunjukan bahkan oleh SBY yang sudah bangkotan di dunia politik.

Arah berikutnya semakin tidak jelas. Melirik gabung ke Ganjar, tapi oleh sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikasih syarat harus mengumumkan dulu mendukung Ganjar. Baru bisa dipikirkan untuk bertemu Mega. Hasto paham, lantaran politik itu seni memainkan segala kemungkinan, ia takut begitu SBY dan Mega bertemu, hingga terkesan terjadi rekonsiliasi, tiba tiba Demokrat tidak jadi berlabuh ke Ganjar. Padahal “perseteruan” SBY dan Mega sengaja di pelihara, demi kepentingan elektoral.

Ketua Umum Partai Golkar kemarin memberi isyarat bakal ada partai baru yang gabung ke Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto. Jika partai dimaksud adalah Demokrat, ini juga jadi seperti buah simalakama. Partai yang bertahun tahun koar koar tagline ‘Perubahan dan Perbaikan’, tiba tiba gabung ke Prabowo, yang mengusung ‘Keberlanjutan’. Tidak dapat kursi cawapres lagi.

PKS memang tak henti henti merayu, agar Demokrat kembali merapat ke koalisi perubahan. Tapi dengan harga mati Demokrat yang mau gabung lagi asal capres yang diusung bukan Anies, tawaran PKS itu nampaknya sesuatu ‘hal yang mustahal’ terjadi. Demokrat akhirnya seperti judul film Dono, ‘Maju kena mundur kena’. Tersandera oleh kampanye ‘perubahan dan perbaikan’, yang membuat masih jomblo dan galau.

Jika dibandingkan dengan sikap PKS, Demokrat seperti partai kemarin sore yang diurus oleh bocil bocil ingusan yang baperan. Lihatlah bagaimana tenangnya PKS, meski sempat kaget juga saat Nasdem memilih Cak Imin secara tiba tiba. Mereka tetap patuh pada keputusan Dewan Syuro, sebelum menerima Cak Imin. Semua yang keluar dari mulut pengurus PKS tidak ada yang kontra produktif. Jauh dari kesan emosional dan kecewa.

Mekanisme menerima atau menolak Cak Imin memang ada ditangan Dewan Syuro PKS. Jumat (15/9/23) malam Dewan Syuro PKS yang beranggotakan 99 orang akhirnya memutuskan secara bulat, menerima Cak Imin sebagai cawapres dan mengusungnya untuk berpasangan dengan Anies di Pilpres 2024. Sebuah langkah elegan, sementara Demokrat baru mau memutuskan gabung ke koalisi mana, menunggu hasil sidang Majelis Tinggi.

Banyak yang bilang wajar SBY dan AHY marah. Padahal sikap Cak Imin juga terkendali, ketika di PHP Prabowo. Sekarang kita akan lihat, kalaupun gabung ke Prabowo, apakah Demokrat akan terus berkoar koar mengusung tema ‘Perubahan dan Perbaikan’, atau ikut arus Koalisi Indonesia Maju untuk ‘Keberlanjutan’.

Raungan SBY, pada akhirnya membawa konsekwensi politik yang tidak kecil. Padahal ini hal sederhana dalam ilmu manajemen; jangan mengambil keputusan ketika sedang marah. Itulah yang dilakukan PKS. Beda dengan Demokrat…

Meruya, 16 September 2023

#partaidemokrat #politik pks
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.