Ceknricek — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali menambah luasan irigasi premium yakni irigasi yang mendapatkan air bersumber dari bendungan. Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan pada periode 2015-2019.
Salah satu bendungan yang tengah dalam tahap penyelesaian akhir adalah Bendungan Paselloreng di Desa Arajang Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Konstruksi bendungan telah dimulai Juni 2015 dengan progres kini sudah 95% dan ditargetkan rampung Juli 2019.
“Di Sulsel, masih terdapat hamparan lahan persawahan diatas 3.000 hektar yang sudah sulit ditemui di daerah lain. Produktivitasnya kita tingkatkan dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Minggu (31/3).
Luas genangan Bendungan Paselloreng 169 hektare dengan kapasitas tampung 138 juta meter kubik untuk mengairi 7 ribu hektar sawah. Bendungan ini untuk menyiapkan air irigasi pertanian menuju swasembada pangan.
Kapasitas tampung Bendungan Passeloreng mencapai 10 kali lebih besar dibandingkan Bendungan Raknamo yang diresmikan Presiden Jokowi awal 2018 lalu, 13,5 juta meter kubik, dan lima kali lebih besar dari Bendungan Kuningan Jawa Barat yang berkapasitas 25 juta meter kubik.
Bendungan multifungsi ini juga dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo (305 liter per detik), Konservasi Sumber Daya Air, pengendalian banjir Sungai Gilireng (1.002 meter kubik per detik), perikanan air tawar, pengembangan Pariwisata, dan potensi listrik 2,5 MW (Mega Watt).
Konstruksi Bendungan Paselloreng dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya – PT. Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya Rp793 miliar.
Sumber : Kementerian PUPR
Di Sulsel, selain Bendungan Paselloreng juga tengah diselesaikan pembangunan dua bendungan lain, Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa dan Pamukkulu di Kabupaten Takalar yang akan menambah tampungan air total sebesar 256 juta meter kubik.
Bendungan Karalloe mulai dibangun Desember 2013, saat ini progresnya mencapai 92% dan ditargetkan rampung tahun 2019. Luas genangan 145 hektare dengan kapasitas tampung sebesar 40 juta meter kubik. Manfaatnya akan mengairi 7 ribu hektare, air baku 450 liter per detik dan potensi listrik 3-5 MW. Biaya pembangunannya sebesar Rp568 miliar.
Sementara Bendungan Pamukkulu yang mulai dibangun bulan November 2017, saat ini progres konstruksinya mencapai 2,8%. Luas genangannya 126 hektare dengan kapasitas tampung 97,3 juta meter kubik. Manfaatnya akan mengairi irigasi seluas 6.256 hektare, sumber air baku sebesar 0,13 meter kubik per detik, dan mengurangi banjir 2,5 meter kubik per detik. Biaya pembangunan Bendungan Pamukkulu Rp1,7 triliun.
Secara nasional lahan irigasi seluas 7,3 juta hektare dimana baru 11% yang dilayani bendungan, sisanya mengandalkan air dari hujan atau sawah tadah hujan. “Melalui pembangunan 65 bendungan akan meningkat menjadi 20%,” jelasnya.