Ceknricek.com–Menghadapi pandemi Covid-19 yang belum mereda, kendati telah berlangsung hampir satu tahun, ada dua pilihan: menyikapinya dengan berpikir positif atau negatif. Pilihlah yang positif. Menurut motivator muslim dunia Dr Ibrahim Elfiky, yang menulis buku fenomenal Terapi Berpikir Positif, berpikir positif ternyata bisa menyembuhkan.
Dia bilang, berpikir positif juga bisa menjadi obat bagi mereka yang ingin hidupnya bahagia. Bisa menjadi solusi praktis bagi mereka yang saat ini hidupnya dipenuhi kesulitan demi kesulitan. Yang jelas, hidup di zaman sulit seperti saat ini, membutuhkan energi besar agar tetap bisa bertahan.
Manusia setiap harinya berpikir kurang lebih 60 ribu kali. Riset oleh Fakultas Kedokteran Universitas San Fransisco menyebutkan, 80 persen dari pikiran manusia cenderung menyuruh pada hal-hal yang negatif. Pikiran-pikiran negatif itu akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku buruk dan menyimpang. Jika tidak dikendalikan sejak awal, perilaku negatif ini akan membentuk watak dan karakter buruk seseorang. Ini yang harus kita hindari bersama.
Berpikir positif meningkatkan kemungkinan umur panjang. Para peneliti di University of Pittsburgh School of Medicine menemukan bahwa wanita menopause yang memiliki sifat optimis mengalami penurunan jangka kematian. Memiliki hanya sedikit risiko terkena diabetes atau hipertensi, yang sering kali dialami oleh teman-teman pesimis mereka.
Para peneliti menganalisis data dari 100.000 orang wanita dalam studi tersebut. Hasilnya, wanita yang optimis memiliki risiko sebanyak 30% lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung, dibandingkan dengan yang pesimis. Para wanita yang pesimis juga memiliki 23% kemungkinan untuk meninggal akibat kanker.
Pemikiran pesimis adalah salah satu faktor yang menyebabkan depresi, menurut Psychology Today. Dengan mengubah cara berpikir menjadi positif, kita akan dapat memerangi depresi. Terapi kognitif yang mengubah pola berpikir dapat meningkatkan perasaan seseorang, dan juga menjadi bagian utama dari pengobatan depresi.
Berpikir positif diyakini dapat membantu orang melawan masuk angin dan penyakit lainnya. Menurut sebuah studi di tahun 2003 yang dimuat koran New York Times, berpikir negatif hanya akan melemahkan respon kekebalan tubuh terhadap flu. Ini karena adanya aktivitas listrik yang besar di bagian otak ketika seseorang berpikir negatif, sehingga hal itu dapat melemahkan respon imun terhadap flu yang diukur dengan antibodi mereka.
Orang dengan pikiran positif akan pulih lebih cepat dari operasi. Juga dapat mengatasi penyakit serius lebih baik, seperti kanker, penyakit jantung, dan AIDS, menurut Psych Central, jaringan sosial kesehatan mental. Studi terhadap mahasiswa hukum tahun pertama menemukan bahwa orang-orang yang lebih optimis daripada mahasiswa lain, memiliki sel-sel kekebalan tubuh yang lebih baik.
Berpikir positif bukan berarti kita mengabaikan situasi yang kurang menyenangkan. Melainkan lebih ke cara menghadapi ketidaknyamanan dengan cara yang lebih positif dan produktif. Kita harus berpikir bahwa keadaan terbaiklah yang akan terjadi, dan bukan yang terburuk. Lihat sisi baiknya atas masalah apa pun yang terjadi dalam hidup kita kapan saja. Ketika dihadapkan pada satu persoalan, fokuskan pikiran kita pada hal-hal baik yang ada di balik persoalan tersebut, meski hanya berupa hal-hal kecil.
Berpikir positif sering dimulai dengan berbicara pada diri sendiri. Sufi terkemuka Shaikh Abdul Qadir Jailani berpesan agar kita senantiasa berprasangka baik kepada sesama insan, “Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu, “Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.” Itu juga melatih kita untuk bersikap rendah hati. Tidak pongah.
Islam pun telah mengajarkan pada kita resep sederhana, yaitu dengan riyadhah (latihan) berpikir positif bahwa segala sesuatu itu terjadi tidak lepas dari takdir Allah. Kita menjadi orang yang berserah diri. Ridho dengan segala ketetapan-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berkata: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya apabila ia memohon kepada- Ku.” (HR Muslim). Hadis itu menganjurkan kita untuk terus berpikir positif.