Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Beruntung Ada Netizen

Opini February 11, 20225 Mins Read

Ceknricek.com–Beruntung ada netizen, sehingga negeri itu tidak tenggelam akibat kedzoliman penguasa memperlakukan rakyatnya. Tapi eksistensi netizen dimaksud pun tengah digugat. Dianggap musibah bagi sebagian jurnalis di sebagian belahan dunia. Terutama para wartawan yang mengklaim dari media arus utama.

Netizen yang melaksanakan fungsi kontrol dikecam oleh mereka yang justru punya tugas itu. Tragedi kemanusiaan di banyak tempat mustahil dapat cepat tersingkap tanpa peran netizen. Mereka lah yang menyebarluaskan melalui media sosial.

Media sosial masih dikuasai Tuhan. Belum lagi dikuasai oleh juragan media. Sehingga kejadian besar, penyalahgunaan kekuasaan, perampokan uang negara, praktek mafia hukum yang sudah lama tidak diangkat dalam media pers, diarak oleh netizen. Pers baru menyusul kemudian ikut membahas setelah jadi trending topic. 

Mustahil kepala polisi segera menata aparatnya tanpa kerja netizen. Meski itu baru wacana politik belaka. Buktinya, aparat kepolisian lah yang dominan tertangkap kamera netizen terlibat perbuatan melawan hukum. Memang banyak kasus besar dipicu aparat kepolisian dan tentara mereka di negara itu.Sudah berlangsung lama penyingkapan kasus- kasus penyalahgunaan kekuasaan merupakan hasil karya netizen. Itu sebabnya netizen dibenci dan dimusuhi oleh pemerintah dan wartawan di negara itu.

Secara filosofis dan universal informasi memang milik publik. Media sosial — anak kandung teknologi informasi — telah menyerahkan kembali hak itu kepada pemiliknya yang sah. Sebanyak 4.66 milyar jiwa   (Juni, 2021) penduduk bumi (baca : rakyat) telah terhubung di mesin ajaib itu. Rakyat bangkit menguasai informasi dan menggunakannya secara sadar untuk mengontrol kekuasaan di seluruh dunia. Kekuatan itu tidak bisa dilawan. Yang berdengung 24 jam di dunia maya itu suara rakyat, suara Tuhan.

Saat satu peristiwa besar terjadi atau berbarengan meledak, bisa jadi wartawan masih asyik dengan kebanggaan semu masa lalunya. Yang lain sedang memperingati kedigdayaan organisasinya. Masih banyak masih terlelap tidur, sebagian lain yang terjaga sedang memperingati hari bersejarahnya. Tetapi sambil meratap dalam pelbagai seminar untuk memperjuangkan nasibnya sendiri yang megap- megap beradaptasi di era disrupsi informasi.

Seperti orang yang meregang nyawa, lupa doa-doa yang diajarkan orang tua untuk dibaca menjelang ajal. Melupakan keterkaitannya dengan informasi bukanlah sebagai pemilik, melainkan karena keterkaitan profesinya. Yang “kontraknya” jelas, tertuang dalam peraturan secara universal dan kode etiknya sendiri.

Isinya hanya tiga point, sama semua. Kesatu, kedua, dan ketiga : mengabdi kepentingan bangsa. Wartawan yang menyebut diri dari media arus utama, bermodal legitimasi formal pemberian negara, bangkit melawan netizen. Kini memelas berharap uluran tangan pemerintahnya. Seperti tak menyadari ibarat lahan pertanian, sebenarnya sejak lama dia sudah seperti buruh tani yang hanya bekerja untuk kepentingan pemilik lahan.

Tanpa sadar sekian lama profesi mulia wartawan telah ditunggangi oleh kepentingan pemberi gaji. Ini kasar. Tetapi mau bilang apa, faktanya seperti itu. Gaji besar, fasilitas bagus, relasi kekuasaan yang luas dan internasional, adalah sebagian kenikmatan yang telah membuai hingga mengkhianati profesi.

Beruntung dunia punya netizen. Yang membuat penguasa di mana pun terjaga. Mulut, mata, dan telinga rakyat ada di mana- mana. Tak ada lagi peristiwa yang bisa disembunyikan. Hampir tak ada yang luput dari pengetahuan publik. Praktek ucapan lain dengan perbuatan, menjadi tema sentral netizen menyorot kekuasaan. Rakyat tidak pernah tahu, sumber kerumunan di mana pun di dunia di masa pandemi karena ulah pemimpinnya sendiri, tanpa netizen. Menyingkap kedok yang mau tampak bagai sinterklas membagi-bagi hadiah kepada rakyat. Adegan itu tampil memilukan dalam tangkapan kamera netizen. Seperti gambaran penguasa di abad pertengahan saat bertemu rakyatnya.

Jangan salahkan wartawan zaman now. Itu adalah cacat bawaan sejak dulu.Yang selalu dikecam namun kemudian karena nikmat, dilanjutkan dengan mengganti kemasannya supaya kelihatan baru.Kemajuan tehnologi informasi telah mengembalikan kedaulatan kepada pemiliknya yang sah. Segala upaya menentangnya akan sia- sia belaka seperti mengembalikan jarum jam. Hanya mengulang perjuangan berat Sisyphus mengusung batu ke gunung.

Situasi membalikkan sikap sastrawan Robert Sherwood. Lebih setengah abad lalu pengarang   Amerika itu pernah menulis naskah drama (1953), “Hutan Membatu” (Petrified Forest) yang merisaukan “alam telah menyita bumi dari tangan manusia dan menyerahkan kepada monyet – monyet (teknologi).

Sekarang yang kita saksikan seakan alam kembali bertindak “menyita” bumi dari tangan petualang ideologi dan pencundang lainnya dan menyerahkannya kembali kepada pemiliknya (nitizen), rakyat, ahli waris dunia dan peradabannya.

Lengkingan suara alarm ponsel menyentak tidur saya. Nyaringnya merobek keheningan subuh yang dingin. Masya Allah! Buruk betul mimpi tadi. Ekstrim sekali. Dzolim sekali. Jangan- jangan ada produk tehnologi baru lagi yang bisa mengatur mimpi manusia.

Jelas, tidak semua produk netizen baik seperti dalam mimpi. Malah banyak yang sengaja menyulut dan menikmati keuntungan dari keterbelahan masyarakat. Seperti halnya berita produk wartawan media utama. Tidak semua buruk, seperti yang dalam fitnah dalam mimpi ekstrim. Faktanya, masih banyak media pers yang mengharukan membanggakan karena tetap setia dan konsisten pada ideologi pers sebagai ratu adil. Meskipun nafas terengah- engah karena pengaruh horor sekeliling “jasad” media yang bergelimpangan mati.

Saya segera bangun untuk Salat subuh. Lanjut dzikir dan doa. Mendoakan khusus kejayaan pers Nasional kita yang baru dua hari lalu memperingati Hari Pers Nasional. Semoga mimpi itu tidak akan pernah menjadi realita di Tanah Air.

beruntung mediapers   netizen
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.