Ceknricek.com — Bank Indonesia (BI) menilai banjir di Jabodetabek pada awal Januari 2020 telah mempengaruhi harga beras dan diperkirakan menjadi salah satu penyumbang inflasi. Sementara untuk harga komoditas lain BI menilai dampak banjir masih bersifat terbatas.
“Beberapa harga di sejumlah daerah terkena banjir seperti Jakarta, Depok, secara umum dampak lebih terlihat pada harga beras. Sementara kepada yang lain tidak berdampak signifikan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (10/1) seperti dikutip Antara.
Perry menyebutkan pengaruh banjir dan juga kondisi musim hujan di awal tahun sejauh ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap laju inflasi secara keseluruhan. Pasalnya, kata Perry, selain harga beras, harga komoditas lain masih terjaga.
“Dampak banjir itu lebih terbatas di sejumlah daerah khususnya Jabodetabek, dan sekitarnya terutama ke harga beras, harga lain terkendali,” ujarnya.

Hingga pekan kedua Januari 2020, Bank Sentral memperkirakan inflasi di bulan pertama ini akan sebesar 0,41 persen secara bulanan (month to month atau mtm). Jika realisasi itu tepat, maka inflasi tahunan (year on year atau yoy) di Januari 2020 akan mencapai 2,81 persen.
Secara historis, proyeksi inflasi di Januari 2020 ini lebih rendah dari rata-rata inflasi Januari kurun 2016 hingga 2019 yang sebesar 0,64 persen (mtm).
Menurut Perry, di Januari tahun ini, karena musim hujan yang intensif beberapa komoditas mengalami inflasi namun dalam tekanan yang masih terkendali. Komoditas cabai merah diperkirakan inflasi 0,16 persen (mtm), dan bawang merah (0,05 persen).
Baca Juga: Pemerintah Bantu Perbaikan Rumah Korban Banjir dan Longsor hingga Rp50 Juta
Namun terdapat pula beberapa komoditas yang deflasi seiring normalisasi permintaan, seperti tarif angkutan udara yang deflasi 0,05 persen. Bahan Bakar Minyak (BBM) juga tercatat deflasi 0,04 persen karena penurunan harga BBM mulai awal Januari 2020 ini.
“Meski begitu, inflasi tahun ini masih terkendali dan akan terbilang rendah. Inflasi tahun ini masih terkendali di kisaran tiga persen plus minus satu persen,” ujarnya.
BACA JUGA: Cek BISNIS INDUSTRI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini