Ceknricek.com — Bank Indonesia (BI) menyatakan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Iran di Timur Tengah hanya berpengaruh dalam jangka pendek ke perekonomian Indonesia. Meski demikian, BI akan terus memantau perkembangan global.
“Kami tidak melihat dampak secara signifikan terhadap kondisi makro ekonomi, stabilitas eksternal dan nilai tukar Rupiah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam wawancara dengan media di Jakarta, Jumat (10/1) seperti dikutip Antara.
“Dalam jangka pendek tentu saja beberapa risiko politik yang berkaitan dengan konflik Iran-As atau dengan Brexit tentu saja berpengaruh jangka pendek. Tapi itu secara fundamentalnya kami pandang tidak berpengaruh secara signifikan,” tambahnya.
Hingga Jumat (10/1), pergerakkan nilai tukar rupiah masih berjalan sesuai mekanisme pasar. Di pasar spot, rupiah ditutup menguat 82 poin atau 0,6 persen di level Rp13.772 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.854 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.812 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.860 per dolar AS. Adapun kurs referensi BI (JISDOR) juga menguat ke level Rp13.812 per dolar AS.
Selain kondisi geopolitik Timur Tengah, salah satu faktor eksternal lainnya yang sedang ditunggu-tunggu pelaku pasar adalah negosiasi perdagangan fase pertama antara Amerika Serikat dengan China yang akan dibahas dalam waktu dekat ini. Menurut Perry kesepakatan itu akan memberikan persepsi pasar yang positif bagi perekonomian global.
“Itu memberikan persepsi positif, bahwa ekonomi dunia tahun ini tumbuh sekitar 3-3,1 persen, atau meningkat dari 2,9 persen,” ujarnya.
Baca Juga: BI: Banjir Jabodetabek Telah Pengaruhi Harga Beras
Perry optimistis hal ini bisa menjadi katalis positif dan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor, mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong aliran modal asing masuk.
“Kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok akan memberikan peluang bagi kita untuk meningkatkan ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi dan juga memberikan persepsi risiko yang positif bagi aliran modal asing masuk ke dalam negeri,” kata Perry.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini