Ceknricek.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mencabut status peringatan dini tsunami dan memutakhirkan magnitudo gempa dari 7,4 menjadi 6,9. Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita dalam jumpa pers di Gedung BMKG, Jakarta, Jumat (2/8) malam.
“BMKG dengan ini menyampaikan bahwa pada Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19.03 WIB, wilayah Samudera Hindia di sebelah Selatan Selat Sunda, hasil analisis BMKG berkekuatan 7,4 yang selanjutnya dimutakhirkan 6,9,” ujar Dwikorita.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia,” kata Daryono.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik,” sambungnya.
Dalam pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut,” tutur Daryono.
Hingga pukul 20.15 WIB, hasil monitoring BMKG tidak menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).