Ceknricek.com — Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson (55), terpilih sebagai perdana menteri Inggris setelah memenangkan kepemimpinan dari Partai Konservatif, Selasa (23/7) waktu setempat.
Johnson memenangi 92.153 suara dari anggota Partai Konservatif. Sementara saingannya, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, memperoleh 46.656 suara. Johnson dijadwalkan dilantik bersamaan dengan mundurnya Theresa May dari jabatan perdana menteri, Rabu (24/7).
Johnson merupakan mantan menteri luar negeri era Theresa May yang memutuskan mundur pada 2018 lalu karena berselisih paham terkait Brexit dengan sang pemimpin.
Ia juga seorang politikus tersohor di Inggris yang dikenal sebagai politikus tegas yang lewat pernyataannya yang kerap mengundang kontroversi.
Dari Konsultan ke Wartawan
Pria kelahiran New York 19 Juni 1964 itu merupakan alumnus Universitas Oxford. Ia juga pernah menjadi ketua persatuan mahasiswa salah satu universitas terbaik di dunia tersebut.
Sebelum terjun ke dunia politik dan pemerintahan, pemilik nama lengkap Alexander Boris de Pfeffel Johnson itu memulai karier sebagai seorang konsultan manajemen. Karier ini tidak berumur panjang hingga akhirnya Johnson memutuskan banting setir ke dunia jurnalistik.
Sumber: Financial Times
Selama menjadi wartawan ia pernah bekerja sebagai wartawan surat kabar The Times pada 1987, tetapi dipecat karena terbukti memalsukan pernyataan narasumber.
Pada 1989 Johnson kembali bekerja sebagai koresponden The Daily Telegraph khusus meliput Komunitas Eropa. Kariernya melonjak pada 1994 ketika ia menjabat sebagai asisten editor di perusahaan yang sama.
Karier Politik
Karir politik Johnson berawal pada 1997 lalu, ketika dia menjadi kandidat dari Partai Konservatif untuk wilayah Clwyd Selatan tetapi kalah dari rivalnya, Martyn Jones, yang merupakan kader Partai Buruh.
Pada 2001, Johnson berhasil menjadi anggota parlemen di wilayah Henley-on-Thames dan menjabat selama tujuh tahun hingga 2008.
Karier politik Johnson perlahan naik saat terpilih menjadi walikota London pada 2008 hingga 2016. Selama masa jabatannya, ia berfokus pada menekan tingkat kejahatan dan membenahi transportasi.
Nama Johnson kian tersohor setelah dia terpilih menjadi Menteri Luar Negeri Inggris di bawah pimpinan May pada 2016 hingga 2018.
Sumber: Indian Exprerss
Selama ini, Johnson juga dikenal sebagai politikus pendukung Brexit. Dia sangat mendukung Inggris untuk keluar dari Uni Eropa pada referendum tiga tahun lalu.
Selama kampanye, Johnson juga bertekad untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun.
Sejak awal Johnson memang terkenal sebagai wajah kampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa atau yang lebih dikenal sebagai Brexit pada 2016.
Ia berkomitmen memimpin Brexit tercapai dengan atau tanpa kesepakatan pada batas waktu yang telah ditentukan, yakni 31 Oktober 2019.
Kami akan menyelesaikan Brexit pada 31 Oktober, dan kami akan mengambil keuntungan dari semua peluang yang akan membawa semangat baru ‘dapat melakukan, ujar Johnson usai terpilih jadi pemimpin Partai Konservatif dan akan menjadi Perdana Menteri Inggris.