Ceknricek.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kembali mengalami penurunan menjadi tersisa 5,34 persen. Jika ditafsirkan, maka 5 dari 100 angkatan kerja di Indonesia ialah penganggur. Angka ini mengalami tren penurunan sejak 2015 lalu, dimana besarnya tingkat pengangguran di Agustus 2015 sebesar 6,18 persen.
Pada Agustus 2019, TPT turun menjadi 5,28 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 5,34 persen. Sementara dari jenis kelamin, BPS mencatat komposisi laki-laki yang menganggur lebih banyak ketimbang wanita, yakni 5,31 persen berbanding 5,23 persen. Asal tahu saja, pada Agustus 2015 jumlah komposisi perempuan yang menganggur lebih banyak ketimbang laki-laki, yakni 6,37 persen berbanding 6,07 persen.
Angka TPT sebesar 5,28 persen itu berarti sekitar 7,05 juta masyarakat Indonesia dari 133,56 juta orang angkatan kerja merupakan pengangguran. Sementara jumlah angkatan yang bekerja mencapai 126,51 juta orang. Jumlah penduduk yang masuk usia kerja (berusia 15 tahun dan lebih) ialah sebesar 197,91 juta orang, dimana 64,35 juta orang ialah bukan angkatan kerja.
“Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan. TPAK Agustus 2019 sebesar 67,49 persen, meningkat 0,23 persen poin dibandingkan tahun lalu. Peningkatan TPAK memberikan indikasi potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja yang meningkat,” kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (5/11).
Adapun selama periode Agustus 2018-2019, peningkatan TPAK perempuan mencapai 0,01 persen poin, lebih lambat dibandingkan peningkatan TPAK laki-laki sebesar 0,44 persen poin. Meski jumlah TPT laki-laki lebih besar ketimbang wanita, TPAK laki-laki masih lebih besar ketimbang wanita, yakni 83,13 persen berbanding 51,89 persen.
TPT Tertinggi di Banten
Jika dibedah berdasarkan provinsi, maka sebanyak 12 provinsi memiliki tingkat TPT yang lebih besar ketimbang tingkat TPT nasional. Angka TPT paling tinggi berada di Banten (8,11 persen), sementara yang terendah ialah Bali (1,52 persen). Sementara TPT DKI Jakarta juga lebih tinggi dari TPT nasional yakni sebesar 6,22 persen, begitu pula dengan Jawa Barat yang mencapai 7,99 persen.
Baca Juga: BPS DKI: Tahun 2019 Tingkat Pengangguran di Jakarta Menurun
Sementara jika dilihat dari kelompok umur, maka jumlah pengangguran terbesar ialah masyarakat berusia 15-24 tahun (18,62 persen), diikuti masyarakat berusia 15-60 tahun (3,01 persen) dan yang berusia di atas 60 tahun (0,66 persen). Indonesia sendiri memiliki target pada tahun 2030, yakni memberikan pekerjaan penuh dan produktif yang layak bagi semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-orang muda dan penyandang disabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
BPS juga mencatat berdasarkan tingkat pendidikan, maka tamatan SMK merupakan porsi terbesar dari jumlah pengangguran yang ada, yakni mencapai 10,42 persen. Komponen pendidikan berikutnya ialah SMA (7,92 persen), Diploma I/II/III (5,99 persen), Universitas (5,67 persen) diikuti SMP (4,75 persen) dan SD (2,41 persen).
Tren Lapangan Pekerjaan
Dilihat dari tren lapangan pekerjaan selama Agustus 2018-Agustus 2019, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase ialah Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,50 persen poin), Industri Pengolahan (0,24 persen poin) dan Perdagangan (0,20 persen poin). Sementara itu, lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan ialah Pertanian (1,46 persen poin), Jasa Keuangan (0,06 persen poin) dan Pertambangan (0,04 persen poin).
Pekerja formal yaitu mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan yang menjadi buruh/karyawan/pegawai. Terdapat sejumlah 56,02 juta orang (44,28 persen) pekerja formal. Sedangkan penduduk yang bekerja pada kegiatan informal (mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja tak dibayar) ada sebanyak 70,49 juta orang (55,72 persen).“Pekerja formal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak Agustus 2015, didukung kenaikan jumlah buruh/karyawan. Sementara pekerja informal turun 1,12 persen poin dibanding Agustus 2018 dengan penurunan terbanyak pada status berusaha dibantu buruh tidak tetap,” ujar Suhariyanto.
Sakernas Agustus 2019 juga mencatat ada sejumlah 8,13 juta orang setengah pengangguran (orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan) dan 28,41 juta orang pekerja paruh waktu (orang yang bekerja di bawah jam kerja normal kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain). Sementara pekerja penuh mencapai 89,96 juta orang.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.