Ceknricek.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengajak seluruh kader dan pimpinan partai untuk mengedepankan musyawarah mufakat dalam memilih ketua umum Golkar.
Ajakan itu ia sampaikan saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan Kamis (14/11). Rapimnas ini dihadiri oleh 400 kader Partai Golkar dari seluruh Indonesia sebagai persiapan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) lima tahunan untuk memilih ketua umum dan jajaran pengurus, 4-6 Desember mendatang.
“Besar harapan saya bahwa munas berjalan demokratis dengan mengutamakan musyawarah mufakat,” katanya, di hadapan sejumlah pengurus dan kader Golkar, termasuk Wakil Koordinator Bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang kerap disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar periode 2019-2024.
Hadir pada Rapimnas tersebut–antara lain–Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tanjung, Ketua Dewan Pakar Agung Laksono, politikus Golkar yang juga Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin, dan politisi Golkar yang juga Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sindir Bamsoet
Airlangga dan Bamsoet, seperti diketahui, merupakan dua sosok paling terdepan dalam bursa calon ketum Partai Golkar. Persaingan antara keduanya belakangan memanas lagi setelah para loyalis Bamsoet menyatakan bahwa Bamsoet akan tetap maju calon ketum Partai Golkar periode 2019-2024.
Sekadar mengingatkan, September lalu, Airlangga dan Bamsoet sempat menyatakan islah dengan dua komitmen yang mereka sepakati bersama. Saat itu, Bamsoet menyebut dirinya mendukung Airlangga maju di Munas Golkar. Sebaliknya, Airlangga mendorong Bamsoet menjadi ketua MPR.
Dalam konteks itulah tampaknya Airlangga berkali-kali menyindir Bamsoet saat pidato pembukaan Rapimnas Golkar. “Ketua MPR, Pak Bamsoet, dan saya ada kesepakatan yang tahu hanya saya, Pak Bamsoet dan Allah SWT,” katanya.
Airlangga juga berharap tidak terjadi aksi saling sikut-sikutan dalam perebutan kursi Ketum dalam Munas Golkar. Munas, menurutnya, adalah ajang untuk bersenang-senang.
Baca Juga: Bamsoet: Jelang Munas Golkar, Suasana Mencekam dan Saling Sikut
Terakhir, Airlangga menyentil kunjungan Bamsoet ke sejumlah partai politik dalam beberapa waktu terakhir. Ia meyakini langkah tersebut dilakukan dalam rangka mempromosikan Pancasila dan semangat musyawarah untuk mufakat.
“Ketua MPR sedang roadshow untuk mempromosikan Pancasila dan salah satunya musyawarah mufakat. Betul ya Pak Ketua MPR?,” tanya Airlangga.
Di akhir pidatonya, Airlangga menyampaikan dua buah pantun yang lagi-lagi terkesan menyindir pelaksanaan pemilihan Ketum Golkar periode 2019-2024. Dua pantun yang disampaikan Airlangga itu bahkan sempat menimbulkan keriuhan dalam ruangan Rapimnas.
“Menunggu Munas berdebar di hati. Melirik ke kanan melirik ke kiri. Jangan ragu pilih nakhoda. Demi Golkar jangan tergoda,” ucapnya.
“Sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu bertanya pula. Jangan disikut atau disikat kawan sendiri. Mari bersatu besarkan partai,” imbuhnya.
Usai menyampaikan sambutan, Airlangga menjelaskan bahwa pemilihan ketua umum secara aklamasi sudah beberapa kali dilakukan oleh Golkar.
“Pertama kali waktu Pak Ical (Aburizal Bakrie), kemudian waktu munaslub (munas luar biasa) kemarin. Jadi, Golkar sudah melaksanakan itu,” katanya.
Ditanya apakah aklamasi lebih baik ketimbang voting, Airlangga tidak menjawab tegas. Ia menyebutkan bahwa aklamasi juga bagian dari demokrasi. Meski demikian, Airlangga tetap menyerahkan keputusan tersebut kepada para kader yang memiliki hak suara pada munas.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini