Ceknricek.com — Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso batal mundur dari jabatannya, terkait keterlibatan Bulog dalam penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Buwas, begitu ia akrab disapa, sebelumnya menyatakan siap mundur dari jabatan bila Kemensos mengambil alih 100 persen penyaluran beras BPNT. Pengambilalihan tersebut, menurut dia, membuat perusahaan milik negara itu akan kehilangan ‘pasar’ bagi pasokan beras yang dimilikinya.
Namun, Menteri Sosial Agus Gumiwang akhirnya memberi kesempatan pada Bulog untuk mengisi kebutuhan beras bagi program bantuan sosial (bansos) di bawah kementeriannya. Mensos tak hanya memberikan jatah porsi penyaluran sampai 100 persen, tetapi mendapuk Bulog sebagai manager supplier alias pengelola pasokan beras untuk BPNT.
Keputusan itulah yang membuat Buwas tidak jadi meninggalkan posisinya di Bulog. Ia menilai segala perselisihan itu sudah selesai dan menemukan jalan keluar.
“Loh kan sudah selesai ini, jadi tidak (jadi). Maksud saya kan begini, sekarang sudah diserahkan ke Bulog, berarti peran Bulog jelas kan,” ungkap Buwas di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7).
Buwas pun berharap koordinasi antara Bulog dan Kemensos akan lebih baik lagi ke depan. Ia mengaku siap mengemban tugas baru yang diberikan oleh pemerintah melalui Kemensos.
Buwas mengklaim institusi yang dipimpinnya memiliki pasokan beras yang banyak dan berkualitas baik, sehingga bisa memenuhi kebutuhan beras program BPNT. Bahkan, ia mengaku juga siap berkoordinasi dengan pihak swasta untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan beras BPNT.
Pasalnya, sebagai manager supplier, bila tidak bisa memenuhi kebutuhan beras BPNT sendirian, maka Bulog harus merangkul pihak swasta untuk menutup kebutuhan tersebut.
“Tentu melibatkan swasta tidak masalah, yang penting ada yang bertanggung jawab dalam hal ini. Kami jadi bisa kontrol dan jamin kualitas,” ucapnya.
Buwas belum bisa memberi estimasi sekiranya berapa persen porsi penyaluran beras dari pihak swasta. Ia mengatakan hal ini akan disesuaikan lebih dulu dengan pasokan yang ada di Bulog.
Yang pasti, ia memberi sinyal ingin tetap memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk ambil bagian di program ini. “Tetaplah, swasta akan kami ajak, tidak bisa mutlak 100 persen. Nanti kami lihat di lapangan,” tandasnya.