Ceknricek.com — Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan, pihaknya belum bisa mengimpor 100 ribu ton bawang putih untuk memenuhi kebutuhan menjelang Ramadhan, karena pelaksanaan impor dihalangi oleh seorang menteri. Sayangnya ia enggan menyebut siapa menteri yang dimaksud.
Buwas menjelaskan, sebenarnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sudah menugaskan Perum Bulog mengimpor 100 ribu ton bawang putih karena kebutuhan pasokan di pasaran. Pemenuhan lewat impor bawang putih ini juga untuk memenuhi kebutuhan di pasar menjelang momentum konsumsi tinggi menjelang Ramadhan tahun 2019.
Menurut Buwas, semua harga komoditas pangan menjelang Bulan Ramadhan, sudah stabil karena stok dan pasokan melimpah, seperti beras. Namun terdapat satu komoditas pangan yang harganya masih fluktuatif dan pasokannya memang terhambat, yakni bawang putih.
“Bulog diperintahkan menyediakan stok bawang putih dan itu sudah diputuskan di Rapat Koordinasi dipimpin Menko Perekonomian, tetapi ada salah satu menteri yang cara berpikirnya berbeda,” ungkap Buwas di Gudang Bulog Kelapa Gading, seperti dilansir Antara, Sabtu (27/4).
Buwas menyebut, akibat penolakan salah satu menteri tersebut, keputusan untuk impor bawang putih hingga kini belum bisa dilaksanakan. Hal itu jugalah yang membuat harga bawang putih di pasaran melejit, pasalnya permintaan membludak sedangkan pasokan tidak memadai.
“Perintah kan sudah ada tetapi dibatalkan sepihak ya, tanya yang membatalkan,” ujar Buwas.
Harga bawang putih di pasaran saat ini rata-rata sudah mencapai Rp60 ribu per kilogram. Padahal, normalnya hanya Rp25 ribu per kilogram.
“Saya tidak tahu karena apa bisa batal. Sampai hari ini kasihan kan masyarakat, akibatnya jadi seperti itu. Sekarang ancamannya harga bawang putih meningkat dan itu yang memicu inflasi karena kebutuhan bawang putih,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika izin tersebut terbit maka Bulog akan segera mengeksekusinya. Bahkan bawang putih impor ini juga akan dijual dengan harga standar dan tidak mencari keuntungan lebih karena ini adalah penugasan bukan untuk tujuan komersial.
“Kita kan untuk penugasan, sehingga masyarakat mendapatkan harga dan kualitas baik dengan harga murah,” ujarnya.