Ceknricek.com–Minggu dinihari beredar berita duka dari cendekiawan muda Yudi Latif di group – group WhatsApp tentang cendekiawan Mochtar Pabottingi.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke hadirat Ilahi Bapak Mochtar Pabottingi. Hari Minggu dini hari (4 Juni 2023), jam 00.30 WIB. Semoga almarhum kembali dengan Husnul Khotimah dan bisa beristirahat dengan damai. Semoga pula segenap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,”tulis Yudi Latif.
Jenazah akan dibawa ke rumah duka, Jln.Plafon 1/12. RT.09, RW.03. Kel Kayu putih, Kec. Pulo Gadung. Jak- Tim.
Penulis sekaligus ilmuwan politik nasional, Mochtar Pabottingi terkena serangan jantung pada Sabtu pagi, 22 April 2023, atau bertepatan dengan Idul Fitri 1444 Hijriah. Waktu itu Mochtar langsung mengalami koma. Pria berusia 77 tahun itu pun harus menjalani operasi pembuatan lubang pada dinding anterior trakea untuk mengatasi sumbatan jalan napas atau tracheostomy.
Mochtar Pabottingi merupakan penulis sastra kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, 17 Juli 1945. Namun, dia juga dikenal sebagai peneliti utama bidang perkembangan politik nasional di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Mochtar Pabottingi menempuh pendidikan di jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 1973. Dia melanjutkan studi di Universitas Massachusetts Amerika Serikat dan lulus M.A pada 1984. Mochtar Pabottingi kemudian meneruskan pendidikan ke Universitas Hawaii Amerika Serikat dan mendapat gelar Ph.D pada 1989.
Mochtar Pabottingi pernah menjadi redaktur di Harian Mercu Suar dan Harian Kami, Ketua Seni Budaya Muslim Indonesia di Ujungpandang, penggiat Teater Gadjah Mada, redaktur Majalah Titian, hingga menjadi peneliti di LIPI Jakarta.
Dalam karir kepenulisan, Mochtar Pabottingi kerap menulis puisi, esai, cerita pendek, dan artikel. Tulisan-tulisannya dimuat di sejumlah majalah dan surat kabar, seperti Pelopor Yogya, Basis, Horison, Budaya Jaya, Prisma, hingga Majalah Tempo.
Ketika menjadi mahasiswa pernah menjuarai lomba deklamasi se-Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi sutradara dan bermain drama dalam grup Teater Gadjah Mada. Ia menulis puisi, esai, cerita pendek,dan artikel. Tulisannya itu dimuat di majalah dan surat kabar Pelopor Yogya, Basis, Horison, Budaya Jaya, Prisma dan Tempo. Puisinya juga dimuat dalam antologi puisi Tonggak 3 (1987), dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dimuat dalam antologi puisi On Foreign Shores: American Images in Indonesian Poetry (1990).
Ia menjadi redaktur buku kumpulan esai berjudul: Islam: Antara Visi, Tradisi dan Hegemoni Bukan Muslim, (1986). Buku kumpulan puisinya adalah Suara Waktu (Erlangga, 1999) dan Rimba Bayang-Bayang (Kompas, 2003). Selain itu, ia juga pernah menerbitkan sebuah novel bertajuk Burung-Burung Cakrawala (2013).
Pada Pemilu 2019 lalu, Mochtar Pabottingi dikenal sebagai salah satu tokoh yang memberikan dukungan pada pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin. Selamat jalan Bung Mochtar. Semoga Husnul Khotimah. ( IB, dari berbagai sumber).