Ceknricek.com — Chief Executive Boeing Co, Dennis Muilenburg mengakui bahwa produsen pesawat itu telah membuat kesalahan. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan tertulis Senin (28/10), ketika ia akan memberi keterangan pada sidang kongres terkait kecelakaan dua 737 MAX yang menewaskan 346 orang.
“Kami telah belajar dan masih belajar dari kecelakaan ini. Kami tahu kami melakukan kesalahan dan melakukan kesalahan,” kata Muilenburg seperti dilansir Reuters, Selasa (29/10).
Dalam keterangannya, Muilenburg menambahkan bahwa perusahaan telah melakukan perbaikan pada pesawat 737 MAX guna memastikan bahwa kecelakaan seperti ini tidak pernah terjadi lagi. Muilenburg, yang gelarnya sebagai ketua Boeing dicopot oleh dewan awal bulan ini, juga akan bersaksi di hadapan Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR AS pada Rabu (30/10).
Maskapai penerbangan AS telah membatalkan penerbangan dari bulan Januari dan Februari setelah regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (Federal Aviation Administration atau FAA) diperkirakan tidak akan menyetujui 737 MAX untuk lepas landas, setidaknya hingga Desember.
“Kami juga tahu kami bisa dan harus melakukan yang lebih baik. Kami mengucapkan simpati terdalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas,” kata Muilenburg.
Sidang dengar pendapat sendiri dilakukan bertepatan dengan peringatan setahun jatuhnya Lion Air Flight 610 di Indonesia yang menewaskan 189 orang, 29 Oktober 2018. Muilenburg dikabarkan telah mengunjungi kedutaan Indonesia di Washington, Senin (28/10), untuk bertemu dengan duta besar RI, sekaligus memberikan belasungkawa dan penghormatan kepada para korban.
Baca Juga: KNKT Ungkap Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air di Perairan Tanjung Karawang
Muilenburg menjamin, ketika 737 MAX kembali mengudara, maka pesawat itu akan menjadi salah satu pesawat teraman yang pernah terbang. Pada pekan sebelumnya, Ketua Komite Perdagangan Senat Roger Wicker mengatakan kepada Reuters bahwa 737 MAX tidak akan terbang kecuali 99,9 persen dari publik Amerika dan pembuat kebijakan Amerika yakin bahwa pesawat itu benar-benar aman.
Sekadar informasi, pada bulan Maret, setelah lima bulan kecelakaan 737 MAX di Indonesia, pesawat Ethiopian Airlines 302 dengan model yang sama juga mengalami kecelakaan dan menewaskan 157 orang.
Perangkat Lunak MCAS
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia pada hari Jumat (25/10) menyatakan bahwa Boeing bertindak tanpa pengawasan yang memadai dari regulator AS. Mereka gagal mempelajari risiko dalam desain perangkat lunak kokpit pada 737 MAX.
Muilenburg mencatat bahwa kedua kecelakaan itu melibatkan aktivasi berulang dari fungsi perangkat lunak (software) kontrol penerbangan yang dikenal sebagai MCAS setelah menerima input sensor yang salah. Pengembangan Boeing terhadap perangkat lunak itu telah mendapat kecaman.
Baca Juga: Boeing Beri Santunan Rp2 Miliar pada Korban 737 MAX 8
Boeing telah mengakui beberapa kesalahan sejak dua kecelakaan fatal itu. Awal bulan ini, FAA mempertanyakan mengapa Boeing tidak menindaklanjuti pesan singkat dari mantan pilot yang mempertanyakan tentang MCAS.
Pada bulan Mei, Boeing mengakui bahwa mereka tidak memberi tahu FAA selama 13 bulan tentang masalah itu. Terdapat ketidakcocokan data penerbangan opsional pada 737 MAX, yang tak sama dengan standar yang dimiliki pesawat 737 lainnya.
“Kami mengakui bahwa supaya pesawat bisa kembali mengudara, maka diperlukan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan. Tetapi kami berkomitmen untuk memperbaikinya, dan waktu pengembalian layanan sepenuhnya bergantung pada jawaban dari setiap pertanyaan FAA,” kata Muilenburg.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini