Ceknricek.com – Patung Jenderal Sudirman merupakan salah satu patung yang berada di wilayah Jakarta. Tepatnya dikawasan Dukuh Atas, depan Gedung BNI, Jalan Jenderal Sudirman.
Sudirman lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 dan meninggal pada 29 Januari 1950. Dia dianugerahi pangkat jenderal oleh anumerta pada tahun 1950. Sebelum terpilih sebagai panglima TNI, beliau menjabat sebagai komandan Tentara PETA Banyumas dan Komandan Divisi V TKR Banyumas.
Memiliki tinggi keseluruhan 12 meter, terdiri atas tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung yang terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran pembuatan sebesar 3,5 miliar tersebut dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario.
Pembangunan Patung Jenderal Sudirman dan sejumlah patung lainnya muncul pada September 2001, sebagai realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan pada 1999.
Menurut rencana patung Jenderal Sudirman awalnya akan diresmikan pada tanggal 22 Juni 2003, bertepatan dengan HUT ke-467 Kota Jakarta, namun gagal terealisasi. Peresmian ini diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda.
Panglima Besar Kemerdekaan RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia, kini telah pudar makna kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman yang digambarkan pada patung tersebut sedang dalam posisi menghormat.
Posisi patung dianggap tidak pada tempatya, karena sebagai seorang Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintas dijalan.
Tentang Jenderal Sudirman yang sedang menghormat itu pernah disenti pada film Naga Bonar Jadi Dua. Naga Bonar yang diperankan oleh Deddy Mizwar mempertanyakan alasan seorang jenderal hormat kepada orang yang sedang berlalu-lalang.
Beliau ingin menghormat pada rakyat ini, beliau tidak mau dihormati. Suatu ketika di film Naga Bonar, Bang Deddy naik itu, ‘turunkan tanganmu jenderal’, kau nggak layak’. Nggak, Soedirman hormat kepada siapapun juga,” ucap dengan lantang cucu dari anak sulung Jenderal Sudirman.