Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»BIOGRAFI

Cut Meutia, Balada Cinta, dan Rencong Maut Untuk Belanda

BIOGRAFI October 24, 20195 Mins Read

Ceknricek.com — Pasukan Marsose pimpinan W.J. Mosselman berlari mengendap-ngendap di dalam hutan belantara Aceh. Sosok perempuan cantik beserta pengawalnya itu pun terkepung. 

Namun, dengan matanya yang menyala-nyala, perempuan itu malah menyerbu pasukan Ratu Wilhelmina dengan kelewangnya. Ia siap mati sebagai seorang syahid.

Perempuan pemberani itu adalah Cut Meutia. Mutiara pahlawan dari Serambi Mekah. Ia gugur tertembus timah panas hari ini 109 tahun yang lalu, tepatnya pada 24 Oktober 1910. 

Balada Cinta Cut Meutia

Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak (Perlak), Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, pada 1870. Belum diketahui waktu tepatnya ia membuka mata untuk pertama kali di dunia. 

Jelasnya, dikutip dari buku Daerah Istimewa Aceh: Latar Belakang Politik dan Masa Depannya (1993), Meutia lahir tiga tahun sebelum pecahnya perang Aceh-Belanda (hlm. 47). Ia lahir dari pasangan Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah.

Sumber: Istimewa

Kompilasi Sejarah dan Budaya Aceh menuliskan, Cut Meutia merupakan putri satu-satunya di dalam keluarga tersebut, sedangkan keempat saudaranya adalah laki-laki. 

Baca Juga: Mengenang Bu Kasur, Legenda Pendidik Anak-anak Indonesia

Ayahnya adalah seoreng Uleebalang di desa Pirak yang berada dalam daerah Keuleebalangan Keureutoe. Sejak kecil Cut Meutia sudah amat akrab dengan nuansa pertempuran. 

Perang Aceh ternyata berkecamuk sangat lama, dimulai pada 1873 dan berlangsung hingga lebih dari tiga dekade kemudian (1904). Sepanjang hidupnya Cut Meutia telah menikah tiga kali yang beberapa di antaranya menemaninya ke medan perang. 

Sumber: Istimewa

Parasnya memang cantik dan anggun. HC. Zentgraaff, seorang penulis dari Belanda bahkan pernah menuliskan kesan sekaligus kekagumannya untuk perempuan ini dalam buku Atjeh Geschreven door en oud Atjehmen (1938) yang diterbitkan ulang pada 1985.

“Cut Meutia bukan saja amat cantik parasnya, tetapi ia memiliki tubuh yang indah… wanita itu benar-benar seorang bidadari yang mempesona. Namanya bersesuaian dengan penampilannya yang seperti mutiara.” 

Di masyarakat Aceh, Meutia memang berarti mutiara. Cut Meutia menikah pertama kali dengan Teuku Syamsarif pada tahun 1870 saat Ia berusia 20 tahun. Namun pernikahan ini tidak bertahan lama. 

Sikap lemahnya sang suami terhadap Belanda menjadi pemicu perceraian mereka. Terlebih ketika Syamsarif diangkat oleh Belanda sebagai pejabat tinggi dengan gelar Teuku Chik Bintara dengan membawahi wilayah Keureutoe. 

Cut Meutia kemudian memilih untuk kembali pulang ke rumah orangtuanya. Perkawinan mereka dianggap usai lantaran Teuku Syamsarif tidak pernah menjenguk serta menafkahinya. Selepas itu, Cut Meutia ingin berjuang melawan Belanda. Namun keinginan itu tidak segera terkabul. 

Dirinya kini berstatus sebagai janda. Seorang perempuan yang belum atau tidak bersuami tidak boleh sembarangan berkeliaran. Hingga akhirnya Ia dilamar oleh Teuku Chik Muhammad atau Teuku Chik Thunong , salah satu orang yang melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dari sinilah kisah perjuangan Cut Meutia dimulai.

Perempuan Dalam Gerilya

Awal abad ke-20 menjadi titik penting dalam sejarah Aceh di mana dimana Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah (Sultan terakhir Aceh yang berdaulat) memimpin Serambi Mekah untuk mempertahankan kedaulatan Aceh dari tangan Belanda.

Baca Juga: Kartini, Sosok Benderang yang Melintasi Sejarah

Spirit rakyat Aceh dan tentu saja di antaranya Cut Meutia pun ikut terlecut mendengar pekik raja ke-33 yang memimpin Kerajaan Aceh Darussalam itu. Cut Meutia dan Teuku Chik Muhammad kemudian turut ikut berperang melawan kompeni di berbagai medan perang di kawasan Aceh Utara. 

Pada mulanya perang frontal dan disusul gerilya di pegunungan dan hutan-hutan Pasai. Tercatat, sepanjang tahun 1901, 1902, dan 1905, Belanda kewalahan menghadapi serangan-serangan sporadis yang dilakukan oleh Cut Meutia dan suaminya ketika menyerbu dan mencegat patroli hanya bermodalkan nyali dan rencong.

Perang pun berjalan terus semakin dahsyat. Sampai akhirnya Teuku Chik Muhammad tertawan oleh Belanda pada 1905 setelah Belanda mengamuk karena makin banyaknya prajurit mereka yang gugur saat berpatroli. Kemarahan inilah yang membuat Belanda lebih intensif memburu Thunong dan pasukannya. 

Sebelum dieksekusi pada Maret 1905, seperti dikutip dari buku Cut Meutia: Pahlawan Nasional dan Puteranya (1979) karya Ismail Yakub, Teuku Chik Tunong menitipkan pesan terakhir kepada sahabatnya, Pang Nanggroe, dengan mengucapkan kalimat wasiat:

“[…] sudah tiba masanya aku tidak terlepas lagi dari tuntutan hukuman. Pada saatnya hari perpisahan kita sudah dekat, oleh sebab itu, peliharalah anakku, aku izinkan istriku kawin dengan engkau, dan teruskanlah perjuangan.”

Baca Juga: Kiprah Hidup Suzzanna, Sang Ratu Horor Indonesia

Sesuai amanat almarhum, Pang Nanggroe lalu menikahi Cut Meutia. Tidak ada yang tahu pasti kapan pernikahan mereka berlangsung, namun diperkirakan pada 1907. Perjuangan mereka untuk melawan Belanda pun dilanjutkan dengan dikomandoi oleh Pang Nanggroe dan Cut Meutia yang berkali-kali kembali membuat repot Belanda.

Kehilangan Suami Untuk Ketiga Kalinya

Kabar terjadinya eksekusi terhadap Teuku Chik Thunong memicu gejolak di hati para pemimpin Aceh dan rakyat karena Belanda dianggap menjatuhkan hukuman tanpa mendengar kesaksian yang dapat meringankan Thunong.

Pasukan-pasukan kembali diorganisir. Mereka kembali masuk ke hutan. Cut Meutia bersama sang suami Pang Naggroe dan anaknya Teuku Raja Sabi yang masih kecil selapik seketiduran, sebantal sekalang hulu, turut bergerilya memasuki rimbunan hutan bersama pasukan.

Pertempuran demi pertempuran kemudian terjadi di beberapa tempat di Aceh. Namun, nasib lagi-lagi dengan telak menghantam Mutiara Aceh ini. 

Cut Meutia kembali kehilangan suami untuk ketiga kalinya pada 26 September 1910 dalam sebuah pertempuran di perbukitan Hague, Aceh Utara. Pang Nanggroe tewas di tangan Belanda.

Meskipun demikian, Cut Meutia cukup beruntung. Ia mampu lolos bersama putranya, Teuku Raja Sabi. Belanda pun terus mengejar sisa-sisa pasukan Cut Meutia yang kabur ke dalam hutan. Hingga akhirnya takdir itu datang. Dengan gagah beraninya serupa harimau terluka, Cut Meutia melawan dengan sisa kekuatan terakhir. Ia gugur syahid di medan laga, namanya harum kusuma bangsa.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

#Biografi #cutmeutia #sejarah perempuan TodayHistory
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Srikandi Piala Uber 1975 Tati Sumirah Meninggal Dunia

Mengenang Legenda NBA Kobe Bryant, Ikon Basket dan Olahraga

Kiprah Penulis Novel Detektif Terlaris Agatha Christie

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.