Ceknricek.com — Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan nilai tukar rupiah (kurs) pada perdagangan Selasa (7/1) dibuka menguat. Meski demikian, IHSG dan rupiah rawan terkoreksi seiring konflik di Timur Tengah antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
IHSG pagi ini dibuka menguat 14,82 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.272,22. Adapun kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 3,54 poin atau 0,35 persen menjadi 1.013,78.
Bursa saham regional Asia siang ini antara lain Indeks Nikkei menguat 293,16 poin atau 1,26 persen ke 23.498,02, Indeks Hang Seng menguat 211,82 poin atau 0,75 persen ke 28.438,01, dan Indeks Straits Times menguat 20,79 poin atau 0,65 persen ke posisi 3.239,65.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi juga bergerak menguat. Dibuka di level Rp13.934 per dolar AS atau lebih tinggi Rp10 dari posisi penutupan sehari sebelumnya.

Hingga pukul 10:15 WIB rupiah bertahan di zona hijau di Rp13.904 atau naik 0,27 persen dibanding posisi penutupan sehari sebelumnya. Sementara untuk kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Selasa (7/1), rupiah juga menguat ke Rp13.919 dari kurs referensi sehari sebelumnya di level Rp13.961.
Para pelaku pasar menganalisa bahwa Iran tidak mungkin menyerang basis AS di Timur Tengah yang bisa mengganggu ekspor minyak mentahnya. Harga minyak dunia sendiri diperkirakan cenderung menguat menyusul memanasnya hubungan AS dengan Iran.
Baca Juga: Setelah Diturunkan, Harga BBM Tiap Provinsi Berbeda-beda
Hubungan kedua negara merenggang usai militer AS membunuh seorang Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang memicu kekhawatiran mengganggu produksi energi di wilayah tersebut. Potensi peningkatan harga minyak merupakan dampak jangka pendek yang bisa dirasakan Indonesia adapun dampak jangka panjang jika eskalasi Iran dan AS memanas akan menambah ketidakpastian global.