Ceknricek.com — Ratusan suporter tim nasional Indonesia berunjuk rasa di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Mereka mengungkapkan kekecewaan usai skuad Garuda takluk dari Vietnam 1-3, dalam laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Selasa (15/10) malam. Para pengunjuk rasa menuntut pertanggungjawaban pemain dan pelatih, serta federasi PSSI setelah timnas takluk dalam empat pertandingan terakhir.
Teriakkan, “Timnasku bikin malu! Timnasku bikin malu!”, dilanjutkan dengan, ”Simon out! Simon out!”, menjadi yel-yel yang terdengar dari kerumunan suporter yang mengitari pembatas di depan ruang konferensi pers dan berbaris hingga pintu keluar pemain.
Rombongan pemain dan ofisial sendiri dikabarkan keluar dari stadion sekitar pukul 22.12 WITA. Tidak ada insiden berarti hingga bus yang ditumpangi timnas Indonesia meninggalkan lokasi.
Salah satu pemain yang mendapat sorotan dalam laga menghadapi Vietnam adalah Yanto Basna. Dipercaya sebagai kapten, pemain Sukhotai FC, klub Liga Thailand itu justru tampil di bawah performa terbaiknya. Tiga gol yang bersarang di gawang timnas yang kali ini dikawal oleh Muhammad Ridho bisa disebut akibat kelalaian pemain berusia 24 tahun itu.
“Saya sebagai kapten bertanggung jawab. Kami sudah berusaha memberikan yang terbaik, tetapi hasilnya begini. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kami,” kata Yanto usai pertandingan, seperti dikutip Antara.
Yanto hanya berharap para suporter tetap mendukung tim Garuda, meski harapan untuk lolos ke fase kualifikasi berikutnya kini berada di ujung tanduk. Timnas kini menjadi satu-satunya tim di Grup G yang belum mendapat poin.
Baca Juga: Timnas Keok 1-3 dari Vietnam, Yanto Basna Jadi Pesakitan
“Kami membutuhkan dukungan suporter agar lebih kuat menjalani pertandingan demi pertandingan ke depan. Terima kasih kepada suporter yang sudah hadir. Kami sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kami semua tidak mau menyerah. Kami mau bangkit,” kata pemain jebolan Deportivo Indonesia itu.
Wajar saja apabila suporter sebenarnya kecewa. Bayangkan saja, dari 40 tim yang menjalani kualifikasi putaran kedua dan tergabung di delapan grup, Indonesia kini bergabung bersama Guam, Taiwan, Myanmar, dan Sri Lanka sebagai tim yang memiliki 0 poin dari setengah fase kualifikasi ini.
Kurang Konsentrasi
Catatan kebobolan Indonesia yang sudah kemasukkan 14 gol ini sama dengan jumlah kebobolan milik Sri Lanka, dan hanya lebih baik dari Guam (16 gol) dan Kamboja (20 gol). Sekadar informasi, 11 gol yang diderita timnas merupakan gol yang tercipta di babak kedua.
Terkait hal ini, pelatih timnas Simon McMenemy mengakui anak asuhnya tidak memiliki konsentrasi yang baik. Padahal, di level sekelas Kualifikasi Piala Dunia, para pemain perlu konsentrasi penuh selama 90 menit pertandingan.
Baca Juga: Timnas Siap Bangkit dari Keterpurukan
“Ada saat di mana kami tidak konsentrasi dan itu membuat kami kebobolan tiga gol. Pertahanan dan organisasi kami hanya 70-80 persen bagus. Tiga gol Vietnam itu hadiah dari kami,” kata pelatih asal Skotlandia itu.
Mantan pelatih Bhayangkara FC itu juga membela penampilan Yanto. Dirinya menilai Yanto telah menunjukkan kepemimpinannya dan mendapat rasa hormat kepada para pemain lain.
“Secara umum dia tampil bagus. Dia bisa berbicara dengan para pemain dan memberikan motivasi. Selain itu, Yanto menjaga rasa hormat kepada pemain lain. Sulit mencari kapten timnas di Indonesia, mungkin karena berlawanan dengan budaya,” kata Simon.
Pada pertandingan lainnya, Thailand sukses menaklukkan Uni Emirat Arab dengan skor 2-1. Tim Gajah Putih kini berada di puncak klasemen sementara dengan 7 poin, diikuti Vietnam yang memiliki poin sama. UEA di posisi berikutnya dengan selisih satu poin, diikuti Malaysia dengan tiga poin.
Pertandingan kualifikasi berikutnya akan berlangsung pada 19 November mendatang, dimana timnas akan menghadapi Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.