Ceknricek.com — Sosok bocah lelaki menari di ujung perahu dengan ekspresi santai dan penuh gaya kini tengah menyita perhatian dunia. Ia adalah Rayyan Arkhan Dhika, bocah berusia 11 tahun asal Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing, Riau.
Aksinya dalam tradisi Pacu Jalur membuatnya viral di berbagai platform media sosial internasional, termasuk TikTok.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menilai viralnya atraksi Pacu Jalur di media sosial sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
“Pacu Jalur ini salah satu kegiatan budaya yang sudah lama berlangsung dan sangat atraktif. Tarian mendayung yang dilakukan anak-anak secara spontan sangat menarik perhatian publik. Ini saat yang tepat untuk mengangkat kembali tradisi-tradisi seperti ini,” kata Fadli Zon kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/7/25).
Fadli menyampaikan, perhatian luas terhadap tradisi Pacu Jalur menunjukkan masih tingginya daya tarik budaya lokal di tengah arus digital.
Pacu Jalur merupakan perlombaan mendayung perahu tradisional yang rutin digelar setiap Agustus di Kuantan Singingi, Riau.
Menurut dia, budaya lokal seperti Pacu Jalur menunjukkan nilai-nilai gotong royong yang kuat, mulai dari proses pembuatan perahu dari satu batang pohon hingga kekompakan saat berlomba.
Fadli juga mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung kegiatan-kegiatan budaya daerah melalui pembinaan dan fasilitasi, khususnya yang telah menjadi agenda tahunan masyarakat.
Selain itu, Fadli menyoroti fenomena viral lainnya yang melibatkan konten berbahasa Indonesia yang ditonton luas oleh anak-anak di Malaysia.
Ia menyebut kondisi tersebut sebagai bukti kuat bahwa budaya Indonesia memiliki pengaruh regional yang besar.
“Ini momentum juga bagi kita untuk lebih aktif mengenalkan budaya nasional. Apalagi kita punya akar yang kuat bersama negara-negara jiran seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Kolaborasi kebudayaan seperti nominasi bersama kebaya di UNESCO adalah contoh positif,” kata Fadli.
Fadli menambahkan bahwa pengaruh budaya tidak bisa dipisahkan dari kekuatan bahasa, konten digital, serta diaspora Indonesia di berbagai negara.
Ke depan, pemerintah akan memperkuat kerja sama budaya di tingkat ASEAN sekaligus memperluas pengenalan warisan budaya takbenda ke publik global.
“Jadi dalam soal kebudayaan ini kita perlu berkolaborasi, bekerja sama karena memang cukup baik hubungan-hubungan kita. Tentu bagi kita, kita ingin memajukan budaya nasional Indonesia,” pungkas Fadli.