Ceknricek.com – Indonesia gagal gagal menjadi juara di Piala Thomas dan Uber tahun ini. Bahkan tim Indonesia gagal mencapai target. Semula targetnya adalah minimal masuk final untuk Thomas. Tapi sayang, di semifinal Indonesia disingkirkan China cukup telak dengan skor 1-3.
Tim Uber semula ditargetkan lolos ke semifinal. Tapi, Fitriani dkk kandas di babak perempat final setelah kalah dari tuan rumah Thailand.
Biasanya, tanggung jawab atas kekalahan ada pada pelatih. Wajar jika muncul desakan agar jajaran pelatih diganti.
Namun, Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, menyatakan pihaknya belum memiliki rencana merombak pelatih. “Untuk mendapatkan pelatih bagus juga tak mudah,” kata Budi tersebut kepada wartawan di kawasan Senayan, Selasa (5/6). “Kami akan mengevaluasi secara menyeluruhan.”
“Hasil ini memang tidak sesuai dengan harapan. Karena paling tidak kami ingin mempertahankan hasil tahun lalu. Tapi saat ini dengan rangking keseluruhan, kami berada di posisi tiga,” kata Susi Susanti, manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia 2018 seperti ditulis laman PBSI.
“Harus kami akui, bahwa tim Tiongkok masih lebih kuat. Dari awal semua sudah berjuang maksimal,” katanya.
Anthony punya kesempatan, akhirnya harus mengakui keunggulan Chen Long. Tapi permainan secara keseluruhan Anthony sudah cukup baik. Hanya di poin-poin kritis ada beberapa kesalahan yang membuat dia kalah.
Menurut Susi, para pemain sudah bermain maksimal, tapi lawan cukup baik. Kevin/Gideon sudah tampil cukup baik.
Tunggal putra kedua, Jonatan sebenarnya punya kesempatan. Game pertama menang. “Saya rasa salah satu kuncinya adalah kalau dia bisa mempertahankan iramanya. Tapi di game kedua berubah dan game ketiga dia agak sedikit tertekan,” jelas Susi.
Di partai keempat, Indonesia kembali kehilangan poin setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kalah dari Li Junhui/Liu Yuchen. Hasil ini membuat Indonesia kalah 1-3 dan tak berhasil meneruskan langkah ke babak final.
Susi mengatakan bahwa timnya masih harus melakukan beberapa perbaikan. Konsistensi merupakan salah satu aspek yang Susi sorot di sektor ganda. Sementara di sektor tunggal, ia berharap pemain Indonesia bisa sejajar dengan pemain elit dunia.
Saat ini persaingan sangat ketat. Di ganda harus lebih konsisten lagi, sedangkan tunggal kami masih ada PR bagaimana untuk meningkatkan performa, konsistensi, permainan lebih matang lagi.
“Sejauh ini sudah ada peningkatan tapi masih belum konsisten. Masih belum bisa sampai melewati elit dunia. Seperti misalnya Anthony saat bertemu dengan Lee Chong Wei sudah ramai, tapi di akhir saat poin kritis akhirnya kalah. Kalah pengalaman, kalah matang dan juga jam terbang,” ungkap Susi.
Tahun ini, China akhirnya meraih Piala Thomas setelah mengalahkan Jepang 3-1. Sementara Uber dimenangkan Jepang setelah di partai final mengalahkan tuan rumah Thailand 3-0.