Ceknricek.com — Prancis kembali dilanda aksi demonstrasi yang berujung dengan kerusuhan. Berawal dari kebijakan Presiden Emmanuel Macron yang bermaksud untuk mereformasi sistem pensiun, Serikat Pekerja melakukan demonstrasi menyerukan aksi mogok untuk menentang kebijakan itu, Kamis (5/12).
Demonstrasi yang awalnya berjalan damai berujung menjadi kerusuhan. Pemerintah Prancis mensinyalir kelompok garis keras memanfaatkan situasi untuk memancing kerusuhan dan bentrokan dengan polisi. Di Ibu Kota Paris, lebih dari 5.000 aparat keamanan telah dikerahkan guna mengamankan situasi.
Dilansir dari BBC, Jumat (6/12), para demonstran berasal dari berbagai elemen masyarakat dan pekerjaan yang menuntut pembatalan kebijakan itu. Bentrokan terjadi di beberapa kota, antar masyarakat dan polisi.
Hal ini membuat sebagian besar transportasi umum dengan bus, kereta api dan penerbangan telah dibatalkan. Sekolah-sekolah ditutup karena kebanyakan tenaga pengajar ikut serta dalam aksi mogok.
Rumah-rumah sakit masih beroperasi meski dengan staf terbatas untuk ruang gawat darurat. Pasalnya, beberapa tenaga kesehatan dan dokter juga berpartisipasi dalam mogok masal.
Kamis sendiri merupakan hari pertama dari dua hari yang direncanakan sebagai aksi pawai besar di Paris. Mereka kemudian akan bergabung di lapangan Place de la Nation. Para turis yang biasa mengunjungi atraksi di kota tersebut, Menara Eiffel juga diperingkatkan untuk menjauhi objek wisata itu.
Baca Juga: Bentrok Antara Polisi dan Demonstran Pecah Saat Peringatan Hari Bastille di Prancis
Begitu pula dengan Museum Louvre, rumah dari mahakarya Leonardo da Vinci, Mona Lisa yang terpaksa ditutup karena aksi demonstrasi yang diikuti puluhan ribu pelaku industri itu.
Sekadar informasi, Presiden Emmanuel Macron sebelumnya berencana mereformasi sistem pensiun karena dianggap terlalu mahal dan dinilai tidak adil. Sistem yang berlaku saat ini mengkategorikan 42 skema pensiun yang berbeda baik di sektor pemerintah maupun swasta dengan usia pensiun yang beragam dari 55 tahun sampai 62 tahun.
Sementara Presiden Macron sejatinya ingin sistem pensiun yang bersifat universal, seperti yang dijanjikannya di masa kampanye. Hal ini ditentang serikat pekerja, yang mengatakan reformasi yang diusulkan akan memaksa jutaan pekerja di sektor swasta untuk bekerja lebih lama di atas 62 tahun, baru bisa menerima pensiun penuh.
Dilansir dari AFP, Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner menyebutkan demonstrasi telah terjadi di lebih dari 100 kota di Prancis. General Confederation of Labour (CGT union) melaporkan bahwa para pekerja telah menutup tujuh dari delapan kilang minyak milik negara.
Sebanyak 71 orang telah diamankan oleh pihak kepolisian Paris, dengan sejumlah laporan aksi vandalisme di beberapa kota seperti Nantes, Bordeaux, Rennes. Jaringan transportasi umum metro di Paris juga lumpuh, dengan hanya mengoperasikan 5 dari 16 jalur yang seharusnya.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini