Ceknricek.com — Pementasan bertajuk “Planet Sebuah Lament” dijadwalkan berkeliling sejumlah negara. Menurut Garin Nugroho, karyanya itu akan menjadi pembuka dalam ASIA TOPA (Asia-Pacific Triennial of Performing Arts), di Melbourne, Australia, Februari mendatang.
“Tentu di ASIA TOPA Melbourne nanti fasilitas teknis akan lebih lengkap. Contohnya dari plastik, kita akan pakai yang bagus daripada di sini,” kata Garin Nugroho usai pementasan “Planet Sebuah Lament” di Jakarta, Kamis (16/1) malam.
Garin menambahkan, fasilitas artistik pada pementasan di luar negeri akan lebih bagus karena tempat pertunjukan yang telah memenuhi syarat. Sementara kostum pemain, sama seperti yang dipentaskan di Jakarta.
“Dari segi konten, koreografi dan dance itu sama saja. Kita sengaja gunakan elemen hidup sehari-hari. Soal kostum kita gunakan baju bekas dari NTT, ada sembilan karung dibawa ke sini dan seluruh dunia,” ujarnya.
Baca Juga: Film ‘Kucumbu Tubuh Indahku’ dan ‘Ambu’ Siap Bertarung di Festival Film Asia Pasifik
Pementasan “Planet Sebuah Lament” menggabungkan teater, film, dance dan lagu ini mengusung perpaduan budaya dari Indonesia Timur (Melanesia) yang begitu kaya dengan kekayaan tari dan lagu serta tema lingkungan.
Garin Nugroho mengambil referensi tablo jalan salib yang ada di Larantuka, Flores Timur. Tiap babak dinarasikan melalui paduan suara dan lagu-lagu ratapan pada transisinya.
Sebelum dibawa keliling dunia, “Planet Sebuah Lament” juga ditampilkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jumat (17/1) – Sabtu (18/1).
Karya terbaru yang merupakan hasil tim kerja dari berbagai negara yang disusun oleh Arts Centre Melbourne untuk Asia TOP A2020 ini juga dijadwalkan akan dipentaskan di Dusseldorf, Jerman dan Amsterdam, Belanda.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini