Ceknricek.com — Maskapai nasional Garuda Indonesia mengalihkan rute penerbangan dari dan menuju Eropa tidak melewati kawasan udara Iran dan sekitarnya. Langkah itu ditempuh menyusul larangan terbang yang dikeluarkan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pasca ketegangan yang terjadi di kawasan tersebut.
Dalam keterangan tertulis seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (9/1), pejabat Direktur Operasi Garuda Indonesia Tumpal M Hutapea mengatakan, Garuda Indonesia menyesuaikan jalur penerbangan dari dan menuju Eropa dari yang sebelumnya melewati wilayah udara Bucharest dialihkan ke wilayah udara Mesir dan Yunani. “Dengan demikian seluruh layanan operasional Garuda Indonesia pada rute tersebut tetap berlangsung normal seperti biasa,” katanya.
Tumpal menyatakan akan terus memantau secara intensif perkembangan lebih lanjut kondisi tersebut, serta berkoordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan terkait dalam memastikan aspek keselamatan dan keamanan layanan operasional Garuda Indonesia tetap terjaga.
Peringatan Overflying
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti juga telah mengeluarkan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/1/2/DRJU.DAU/2020 per 8 Januari 2020, perihal Peringatan Overflying. Isinya, mengingatkan kepada Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan apabila melintas dan berencana melintasi wilayah udara di beberapa negara Timur Tengah seperti Irak, Iran, Teluk Persia dan Teluk Oman.
Ia menyampaikan kondisi wilayah udara Irak, Iran, Teluk Persia dan Teluk Oman perlu diwaspadai, mengingat peningkatan eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Baca Juga: Dugaan Monopoli Kartel Terkait Tiket Garuda untuk Ibadah Umrah
“Memperhatikan peningkatan eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah, khususnya Irak, Iran, Teluk Persia dan Teluk Oman, seluruh maskapai diharapkan dapat meningkatkan kehati-hatian dan juga kewaspadaan,” kata Polana.
Saat ini, pesawat yang akan melewati daerah tersebut telah diperintahkan untuk dialihkan (reroute) untuk menjauhi area konflik, termasuk pesawat yang akan terbang menuju dan dari Saudi Arabia.
“Kami akan selalu mengawasi seluruh maskapai nasional yang melakukan penerbangan internasional. Hal itu penting guna terus menjaga keselamatan, keamanan dan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa penerbangan,” ujarnya.
FAA

Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) juga melarang pesawat AS beroperasi di atas wilayah udara Irak, Iran, Teluk Oman dan sejumlah perairan antara Iran dan Arab Saudi pasca terjadinya serangan rudal oleh Iran terhadap pasukan pimpinan AS di Irak. “Karena peningkatan aksi militer dan juga ketegangan politik di Timur Tengah, yang tanpa sengaja berisiko terhadap operasi penerbangan sipil AS,” begitu alasan mereka
Menurut data FlightRadar24, sejumlah maskapai non-AS melintas di atas wilayah Irak dan Iran pada saat itu. Mereka tidak langsung berimbas oleh larangan FAA. Namun regulator asing dan nasional mereka biasanya mempertimbangkan imbauan AS secara hati-hati ketika memutuskan tujuan penerbangan. Singapore Airlines Ltd, misalnya, menyebut, semua penerbangan mereka akan dialihkan dari wilayah udara Iran.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.