Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»BIOGRAFI

Gelombang Besar Masa Yunani Klasik dan Sejarah Nama Tsunami

BIOGRAFI December 24, 20183 Mins Read

Ceknricek.com – Hampir 2.500 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 479 Sebelum Masehi, pasukan Persia mengepung kota Potidaea di Yunani. Kala itu, terjadi fenomena alam yang agak aneh, air laut surut lebih jauh dibandingkan biasanya.

Dilansir dari ed.ted.com (24/4/2014), pasukan Persia ketika itu berpikir bahwa itu merupakan keuntungan bagi mereka. Pasalnya, surutnya air laut membuat rute yang lebih mudah untuk mereka melakukan invasi.

Sayangnya, apa yang pasukan Persia kira sebuah keberuntungan, nyatanya adalah bencana. Di tengah perjalanan menuju Potidaea, air laut kembali datang. Namun, kali ini dengan gelombang yang sangat tinggi, lebih tinggi dari gelobang air apapun yang pernah mereka lihat. Pasukan Persia berlarian, tetapi gelombang yang sangat tinggi dengan cepat menyapu dan menenggelamkan mereka.

Di sisi lain, masyarakat Potidaea merasa bahwa kejadian itu merupakan sebuah anugerah. Mereka yakin bahwa Dewa Poseidon, penguasa laut dan dewa gempa bumi, telah menolong Potidaea dengan gelombang tinggi itu. Rakyat Potidaea sangat bersyukur bahwa gelombang besar telah memusnahkan musuhnya dan menyelamatkan mereka. Padahal, yang sebenarnya menyelamatkan mereka adalah bisa jadi sebuah fenomena alam yang mengancurkan banyak hal lainnya, tsunami.

Sejarah Nama Tsunami

Dilansir dari Harian Kompas, Rabu (24/12/2014), pada 2 Desember 1611 terjadi gempa di Sanriku, pantai timur Jepang. Dua jam berselang, air laut tiba-tiba naik menerkam daratan. Gempa memang tidak membuat kerusakan besar, tetapi ombak yang tinggi itu meluluhlantakkan pesisir Sendai dan menewaskan ribuan warga.

Bencana tersebut tertulis dalam catatan resmi pemerintah pada Januari 1612. Tidak seperti biasanya, Daimyo (kepala keluarga terhormat) Sendai masa itu, Date Masamune (1566-1636) tidak memberikan upeti kepada Shogun (panglima tertinggi) Tokugawa Ieyasu (1542-1616). Padahal, biasanya Masamune mengirimkan ikan kod terbaik di awal musim.

Alih-alih upeti, Masamune hanya mengirimkan utusan kepada Shogun yang menyampaikan bahwa bencana telah melanda Sendai. Sebanyak 5.000 orang tewas di wilayah kekuasaan Masamune. Utusan menyampaikan bahwa bencana itu sebagai tsunami. Kata tsunami terdiri dari 2 kata, tsu berarti ‘pelabuhan’ dan nami berarti ‘gelombang’.

Sebutan tsunami mulai dikenal di dunia hampir 3 abad kemudian. Kembali Sanriku menjadi lokasi yang terdampak tsunami pada 15 Juni 1896. Dua orang penulis Barat menjadi orang yang memperkenalkan sebutan tsunami ke seluruh dunia.

Eliza Ruhaman Scidmore melaporkan peristiwa naiknya air laut ke daratan tak lama setelah terjadinya gempa. Dalam National Geographic Magazine edisi September 1896, Eliza menuliskan:

“Pada sore 15 Juni 1896, pantai timur laut Hondo, pulau utama di Jepang, dilanda gelombang raksasa yang dipicu gempa (tsunami)…tsunami menewaskan 26.975 orang dan menyebabkan korban luka 5.390 orang.”

Lafcadio Hearn mewartakan tragedi tersebut untuk The Atlantic Monthly edisi Desember 1896. “Gelombang laut yang mengerikan naik tiba-tiba dan ini oleh orang-orang Jepang disebut sebagai tsunami,” lapor Lafcadio.

Sebelumnya, istilah bahasa Inggris menyebut fenomena tsunami sebagai tidal wave (gelombang pasang). Akan tetapi, istilah ini kurang tepat karena tidal merupakan gelombang akibat pengaruh gaya gravitas Bulan dan Matahari. Kenyataannya, pemicu tsunami adalah gempa bumi, longsor bawah laut, dan letusan gunung berapi.

Sebutan lain dalam bahasa Inggris yakni seismic sea waves (gelombang tinggi akibat gempa) juga dinilai tidak tepat. Hal itu mengingat tsunami tidak hanya disebabkan oleh gempa bumi saja.

Istilah tsunami semakin mendunia saat Hawaii ditimpa gelombang itu pada 1 April 1946. Melansir Hawaiinewsnow, pada hari yang disebut dengan “April Fools Day Tsunami” itu, tercatat 159 warga tewas. Rumah, jalan, dan bisnis hancur berantakan akibat gelombang yang diperkirakan penyintas setinggi 50 kaki (15,2 meter). Tsunami dipicu oleh gempa 8,6 SR yang mengguncang Kepulauan Aleutian. Tiga tahun kemudian, di Hawaii dibangun Pacific Tsunami Warning Center.

#Laut #sejarah Bencana Gelombang Tsunami
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Srikandi Piala Uber 1975 Tati Sumirah Meninggal Dunia

Mengenang Legenda NBA Kobe Bryant, Ikon Basket dan Olahraga

Kiprah Penulis Novel Detektif Terlaris Agatha Christie

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.