Ceknricek.com – Raksasa minyak Saudi Aramco, Selasa (2/4) merilis kinerja mereka untuk pertama kalinya. Angka yang mereka pamerkan untuk menarik para investor sungguh maha dahsyat. Bisa dipastikan perusahaan ini memiliki laba paling banyak di antara seluruh perusahaan dunia.
Dilansir CNBC, Selasa (2/4) lembaga pemeringkat internasional Fitch dan Moody’s mendapat akses ke laporan Aramco yang menunjukkan perusahaan itu membukukan laba miliaran dolar.
Sumber : Reuters
Laba ini diungkap ke publik bertepatan dengan rencana Aramco menjual obligasi di pasar internasional untuk mengakuisisi 70% saham raksasa petrokimia Saudi SABIC senilai US$69,1 atau Rp982 triliun.
Moody’s Investors Service mengatakan, Aramco membukukan laba bersih sebesar US$111,1 miliar atau setara Rp 1.579 triliun pada 2018 (jauh lebih tinggi dari gabungan laba bersih dari lima perusahaan minyak internasional) dan menghasilkan US$359,9 miliar pendapatan.
Aramco juga menggeser Apple sebagai perusahaan paling menguntungkan di dunia. Tahun lalu raksasa teknologi AS itu membukukan laba bersih hampir US$50 miliar.
Fitch Ratings, yang juga melihat laporan itu, mengatakan Aramco melaporkan laba US$224 miliar sebelum pajak dan depresiasi, sambil mempertahankan tingkat utang yang rendah.
Namun, baik Fitch dan Moody memberikan Aramco peringkat kredit masing-masing hanya A+ dan A1, dengan prospek yang stabil, karena sebagian besar pendapatannya diambil oleh pemerintah untuk membiayai pengeluarannya yang terus meningkat.
Berdasarkan keuangannya, cadangan hidrokarbon besar-besaran dan biaya produksi yang rendah, peringkatnya akan menjadi AA + teratas yang setara dengan perusahaan minyak internasional, kata Fitch.
“Saudi Aramco memiliki banyak karakteristik perusahaan dengan peringkat Aaa (peringkat teratas), dengan utang yang relatif kecil terhadap cash flow, skala besar produksi, kepemimpinan pasar, dan akses di Arab Saudi ke salah satu cadangan hidrokarbon terbesar di dunia,” kata Rehan Akbar, wakil presiden di Moody’s, seperti dilansir dari AFP, Senin (1/4).
Fitch mengatakan berdasarkan informasi yang diterima dari Aramco, rencana penjualan hingga 5% Aramco melalui Initial Public Offering (IPO) masih berlaku dan kemungkinan akan berlangsung pada tahun 2021.
Sumber : Reuters
Arab Saudi telah memiliki sekitar US$500 miliar aset yang dikelola oleh bank sentralnya. Moody’s mengatakan, mengingat Aramco memiliki kapasitas untuk menghasilkan cash flow yang besar, ia dapat mendanai kesepakatan SABIC tanpa perlu meminjam.
“Akuisisi ini akan memperkuat profil bisnis perusahaan mengingat bahwa aset hilir biasanya memberikan manfaat cash flow countercyclical,” katanya mengacu pada volatilitas harga minyak.
Moody’s mengatakan, rata-rata produksi minyak mentah harian Aramco tahun lalu adalah 10,3 juta barel, sekitar 1,7 juta barel di bawah kapasitas maksimum produksi berkelanjutan.
Aramco memiliki cadangan minyak 227 miliar barel dan total cadangan hidrokarbon 257 miliar barel setara minyak, yang menyiratkan masa cadangan hingga 52 tahun, tingkat yang aman pada standar internasional, kata Fitch.