Ceknricek.com — PT Telelekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. masuk radar Forbes sejak 2007. Pada tahun ini BUMN telekomunikasi ini menempati posisi 747 dalam daftar Global 2000. Telkom masuk Forbes bersama lima perusahaan Indonesia terbuka lainnya.
Jika dijejer dengan perusahaan sejenis dari belahan dunia lain, raksasa telekomunukasi Indonesia ini memang masih jauh berada di bawah. Jawara emiten telekomunikasi dunia, menurut Forbes, adalah AT&T dan Verizon. China Mobile, Softbank Jepang, Nippon Telegraph & Tel melengkapi lima besar perusahaan publik di sektor ini.
AT&T mengalami peningkatan dalam aset, laba, dan nilai pasar setelah akuisisi Time Warner pada Juni 2018 dengan nilai US$78,3 juta. Pada dua belas bulan yang berakhir 18 April 2019, AT&T memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$233 miliar, tertinggi ke-25 dari perusahaan mana pun dalam daftar.
Perusahaan ini menjadi berita utama bulan ini dengan peluncuran “5G Evolution” yang oleh perusahaan disebut-sebut sebagai langkah pertama menuju layanan 5G yang sebenarnya.
Tumbuh Negatif
Kembali ke Telkom. Prestasi Telkom ini di tengah merunduknya industri telekomunikasi Indonesia yang tumbuh negatif sebesar 7,3% pada tahun 2018. Direktur Utama PT Telkom, Ririek Adriansyah, pernah menyebut, setidaknya tiga alasan pemicu pertumbuhan negatif tersebut. Pertama, menyusutnya layanan legacy, yakni panggilan suara dan SMS, karena pergeseran perilaku konsumen ke layanan data. Kedua, kebijakan registrasi kartu SIM. Dan ketiga, perang tarif antar-operator.
Telkom. Sumber: swa.co.id
Kendati demikian, Ririek optimistis, industri telekomunikasi kita masih akan tumbuh pada tahun ini. Memang tidak besar, hanya satu digit. Pertumbuhan negatif yang “hanya” 7,3% sebetulnya masih lebih baik dibanding outlook Standard & Poor’s, 2018, yang menyebut angka -11%. Biang keroknya, kata S&P, adalah “intensifying competition”.
Sepanjang kuartal I/2019, pertumbuhan bisnis digital menopang kinerja positif Telkom. Bisnis digital itu terdiri dari Connectivity Broadband dan Layanan Digital yang meningkat 26,2% dibanding tahun lalu menjadi sebesar Rp23,83 triliun dengan kontribusi 68,4% dari total pendapatan Perseroan.
Kinerja positif bisnis digital tidak luput dari investasi pada infrastruktur pita lebar yang berkelanjutan. Hal ini menjadikan Telkom mencatat kinerja yang jauh lebih baik pada kuartal pertama 2019 dengan pendapatan konsolidasi senilai Rp34,84 triliun, tumbuh 7,7% dibanding kuartal pertama 2018. EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 8,8% menjadi Rp17,53 triliun, begitupun dengan laba bersih yang tercatat naik 8,5% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp6,22 triliun.
Dari segmen mobile, entitas anak usaha Telkom, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menunjukkan kinerja yang cerah dengan membukukan pendapatan senilai Rp22,18 triliun, EBITDA Rp12,14 triliun dan laba bersih Rp6,47 triliun. Pendapatan Telkomsel naik 1,4% dibandingkan dengan kuartal I/2018.
Direksi Telkom. Sumber: Tempo
Dari segi operasional, kinerja Telkomsel juga memuaskan dengan jumlah pelanggan 168,6 juta dengan basis pelanggan data 111,1 juta dan lalu lintas data yang terus meningkat 56,6% menjadi 1.408.872 Terabyte.
Global 2000
Enam perusahaan asal Indonesia lainnya yang masuk Global 2000 versi Forbes adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (363), PT Bank Mandiri Tbk. (481), PT Bank Central Asia Tbk. (553), PT Telkom Indonesia Tbk. (747), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (835), dan PT Gudang Garam Tbk. (1448).
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. memiliki kapitalisasi pasar US$38,8 miliar, jumlah karyawan 60.553 orang. BRI merupakan bank yang bergerak di segmen mikro, ritel sampai korporat. Saat ini BRI dipimpin oleh Suprajarto dan memiliki anak usaha bank syariah, agribisnis, remitansi, asuransi sampai multifinance. BRI didirikan oleh Aria Wiriatmaja pada 16 Desember 1895.
BRI. Sumber: Nusantara.news
Bank BUMN selanjutnya adalah PT Bank Mandiri Tbk. yang memiliki kapitalisasi pasar US$25,9 miliar. Bank yang didirikan pada 1998 ini memiliki karyawan sebanyak 39.809 orang. Kini Bank Mandiri dipimpin oleh Kartika Wirjoatmodjo dan fokus melayani di layanan korporat, komersial bisnis, mikro ritel, konsumer, treasury, institusi keuangan, dan special assets.
Mandiri. Sumber: Fajar
Kemudian ada bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) kini memiliki kapitalisasi pasar US$49,4 miliar. Bank yang didirikan pada 1955 ini dipimpin oleh Jahja Setiaatmadja dan memiliki 27.561 orang karyawan. BCA fokus bergerak pada komersial dan layanan keuangan umum.
BCA. Sumber: Akurat
Selanjutnya, bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia Tbk. menduduki urutan ke 835. BNI kini memiliki kapitalisasi pasar US$13,1 miliar dengan jumlah karyawan 27.224 orang. Bank yang didirikan pada 1946 ini sekarang dipimpin oleh Achmad Baiquni.
BNI. Sumber: Industry.co
Terakhir PT Gudang Garam yang menduduki urutan ke-1.448 dengan kapitalisasi pasar US$10,8 miliar. Perusahaan yang didirikan pada 1971 ini memiliki jumlah karyawan 33.575 orang.
Gudang Garam. Sumber: gudang garam tbk