Ceknricek.com – Untuk pertama kalinya, WHO menetapkan gaming disorder atau kecanduan game sebagai sebuah penyakit. Kecanduan permainan diklasifikan sebagai gangguan mental berupa kecanduan dalam International Classification of Diseases (ICD) versi terbaru yang ditetapkan Senin (18/6).
ICD adalah sistem pengkodean yang disusun WHO terkati gejala, tanda, dan penyebab penyakit yang dapat diderita manusia.
WHO memasukkan kecanduan game di bawah daftar “disorders due to addictive behavior” atau gangguan yang disebabkan kebiasaan kecanduan.
Menurut WHO, yang dilansir dari Science Alert, Selasa (19/6), ada 3 syarat kecanduan game yang dianggap sebagai penyakit.
Pertama, kesulitan untuk mengontrol keinginan bermain game. Menurut Paul Hokemeyer Ph.D, terapis kecanduan, kondisi itu adalah saat seseorang benar-benar tidak kuat mengendalikan keinginannya. Orang tersebut akan kesulitan untuk tidak bermain i
Kedua, memprioritaskan game. Orang yang mengalami gangguan mental berupa kecanduan game akan menaruh “bermain game” sebagai prioritas di atas kegiatan apapun. Bermain game mengalahkan minat untuk melakukan kegiatan harian lain. Misalnya seperti seseorang yang lebih memilih bermain game sendiri dibanding beraktivitas bersama teman, keluarga, atau mandi, makan dan tidur.
“Pada dasarnya, ia menganggap main game lebih utama daripada aktivitas harian lain yang sebenarnya juga menyenangkan,” ungkap Paul, seperti dikutip Livestrong.
Ketiga, tidak peduli efek negatif. Seseorang yang kecanduan akan tetap sering dan menambah intensitas bermain game, meskipun ia sudah mengerti bahwa itu memiliki dampak negatif terhadapnya.
Pengembangan ICD
ICD merupakan landasan untuk statisik kesehatan. Tujuannya dibuat adalah untuk memetakan kondisi manusia dari lahir hingga kematian. Segala bentuk cedera dan penyakit yang mungkin manusia hadapi saat hidup, ada apapun yang dapat menyebabkan kematian, dicantumkan sebagai kode dalam ICD.
Dikutip dari laman resmi organisasi kesehatan dunia WHO, ICD menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan dan menjadi penyebab kematian. ICD juga memberikan pandangan holistik dari setiap aspek kehidupan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Dunia diperkirakan dihuni oleh 7,4 miliar orang yang berbicara dalam 7.000 bahasa yang berbeda. ICD menjadi kosakata umum untuk merekam, melaporkan, dan memantau permasalah kesehatan. Di masa lalu, lima puluh tahun lalu, tidak mungkin penyakit seperti Skizofrenia didiagnosis sama di berbagai negara. Namun, sekarang dokter akan terbantu untuk mendiagnosa penyakit dengan membaca kode-kode yang terdapat pada ICD.
ICD menjadi data standar yang konsisten, sehingga setiap negara atau wilayah dapat menggunakan klasifikasi tersebut. Standardisasi menjadi kunci untuk membuka analisis data kesehatan global.
ICD versi 11, atau disebut dengan ICD-11 merupakan pengembangan dari ICD-10 yang diluncurkan 18 tahun yang lalu. Proses penyusunannya dilakukan lebih dari satu dekade. Jumlah kode yang terdapat di ICD-11 yakni 55.000 kode atau hampir 4 kali lipat lebih banyak dibanding ICD-10 dengan 14.400 kode.
Versi ini telah diperbarui dan disesuaikan untuk aba 21 dan menggambarkan kemajuan dunia sains dan kedokteran dunia sekarang. Selain itu, ICD-11 dapat terintegrasi dengan aplikasi kesehatan elektronik dan sistem informasi. Hal ini membuatnya lebih mudah diimplementasikan tanpa banyak kesalahan, lebih mudah dicatat, dan lebih mudah dijangkau.