Ceknricek.com – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda mendorong pemerintah Jepang melalui ASEAN-Japan Centre untuk mendukung akses pasar produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Negara Anggota ASEAN di Jepang.
Hal ini diungkapkan Arlinda sebagai Ketua Delegasi RI pada Pertemuan Tahunan ke-38 Council of the ASEAN-Japan Centre (AJC) tanggal 14-15 Maret 2019 di Tokyo, Jepang.
Dilansir laman website Kementerian Luar Negeri, (Kemenlu) kemlu.go.id, Rabu (20/3), pertemuan ke-38 AJC juga menyoroti perlunya kerja sama ASEAN dan Jepang dalam hal “addressing the new challenges” yang dihadapi keduanya saat ini seperti masalah kesehatan, perubahan iklim maupun masalah lingkungan.
“Tantangan-tantangan tersebut tentunya akan berdampak pada hubungan ekonomi ASEAN-Jepang karena bersinggungan dengan isu perdagangan, investasi maupun pariwisata,” tulis Kemenlu.
AJC telah melakukan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat lebih efektif, efisien, relevan, dan mampu menjawab tantangan-tantangan baru dalam hubungan kerja sama ASEAN-Jepang ke depannya.
Dalam kerangka kerja sama kemitraan ASEAN-Jepang, AJC dibentuk pada tahun 1981. AJC memiliki peran yang strategis untuk membantu dan mendorong upaya peningkatan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata ASEAN-Jepang, terlebih khusus dalam mencapai visi ASEAN 2025.
Permintaan akses UMKM ini mendapat dukungan dari Laos dan beberapa Negara Anggota ASEAN lainnya. Jenderal AJC, Mr. Masataka Fujita, dalam tanggapannya menyampaikan kesiapan AJC untuk memfasilitasi serta mengembangkan produk UMKM dari Negara Anggota ASEAN.
Pertemuan ke-38 AJC merupakan pertemuan tahunan yang menjadi mekanisme dialog Council Director (perwakilan dari Kementerian Perdagangan/Kementerian Luar Negeri/Kementerian Perekonomian) ASEAN dan Jepang. Untuk tahun 2019, Malaysia terpilih menjadi Chairperson AJC yang baru dengan Vice-Chairpersons dari Myanmar dan Jepang serta Sekretaris Jenderal AJC bertugas sebagai Rapporteur.