Ceknricek.com — Setelah Filipina dan Malaysia yang mengirim balik sampah impor dari negara maju, kini giliran Indonesia. Pemerintah mengirim balik sampah sebanyak lima kontainer ke Amerika Serikat.
“Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkoordinasi dengan Ditjen Bea Cukai pada hari ini secara bersama-sama telah menyaksikan pengembalian 5 kontainer milik PT Adiprima Suraprinta untuk dikembalikan ke negara asalnya atau direekspor ke negara Amerika Serikat,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK, Sayid Muhadhar, dalam keterangan pers, Jumat (14/6).
Lima kontainer isi sampah itu dikirim balik ke AS lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Siang hari tadi, kontainer itu siap dibawa ke Negeri Paman Sam oleh Kapal Zim Dalian.
“Pelaksanaan pemuatan kontainer ke dalam kapal untuk reekspor telah dimulai sejak hari Kamis tanggal 13 Juni 2019,” kata Sayid.
Sampah itu adalah skrap kertas bercampur sampah plastik. Sampah dari AS itu bisa datang ke Jawa Timur karena didatangkan oleh importir. Seharusnya, importir hanya boleh mendatangkan skrap kertas dengan kondisi bersih, namun faktanya tidak seperti itu, ada sampah plastik dalam muatan skrap kertas.
“Seharusnya hanya boleh memuat skrap kertas dengan kondisi bersih tidak terkontaminasi limbah B3 dan tercampur sampah,” ungkap Sayid.
Pengiriman sampah ini disebutnya sebagai bukti bahwa Indonesia serius menjaga wilayahnya dari sampah asing. Secara internasional, Indonesia sebagai peratifikasi Konvensi Basel berarti juga telah menanggulangi perpindahan lintas batas limbah ilegal sebagaimana diatur dalam Konvensi Basel.
“Reekspor ini menjadi pembuktian Indonesia dalam berkomitmen menjaga wilayah NKRI untuk tidak menambah beban daya dukung lingkugannya dengan masuknya sampah atau limbah yang tidak diinginkan dari negara lain,” kata Sayid.
Penyelundupan sampah plastik ke Indonesia sebelumnya juga disoroti oleh Ecological Observations and Wetlands Conservation (Ecoton). Ecoton kemudian juga membuat film dokumenter terkait hal ini. Dalam film itu, tampak sampah yang diimpor di antaranya datang dari AS.
Respon Konsulat Jenderal AS di Surabaya
Dilansir detik, Jumat (14/6) Konsulat Jenderal AS di Surabaya merespon terkait isu ini. Berikut Respons lengkapnya.
Kami telah melihat laporan dari Gubernur Khofifah (Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa) tentang impor sampah dan pembuangan limbah di Jawa Timur. Kami mendorong semua perusahaan AS untuk mentaati regulasi lokal dan nasional.
Di seluruh dunia, konsumen telah berpikir ulang tentang produk yang mereka beli, sangat memperhatikan soal kemasan, dan mengubah kebiasaan mereka untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Ini adalah tantangan global bersama, dan kami berkomitmen untuk bekerja bersama rekan-rekan Indonesia untuk mengembangkan pengelolaan limbah dan daur ulang, dan untuk melawan krisis polusi sampah plastik di lautan.