Ceknricek.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 0,55% di Juni 2019, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya, 0,68% mom atau 3,32% yoy.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Senin (1/7), inflasi tersebut masih di bawah target yang dipasang pemerintah, 3,5%. Ia mengatakan, angka itu diperoleh dari hasil pemantauan 76 kota pada Juni 2019.
Suhariyanto menambahkan, inflasi pada Juni 2019 mengalami pola yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena tingkat inflasi Juni tahun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2018 yang sebesar 0,59% maupun Juni 2017 yang sebesar 0,69%.
Pattern agak berbeda karena 2017-2018 puncak inflasi terjadi di Juni, sedangkan tahun ini (puncak inflasi) terjadi di Mei. Ini terjadi karena puasa tahun ini jatuh di awal Mei, sedangkan 2017-2018 puasa jatuh di pertengahan Mei, ungkapnya.
Faktor pendorong inflasi pada Juni disebutnya berasal dari bahan makanan yang mengalami inflasi 1,63% dengan andil 0,38%. Komoditas yang memberi andil besar antara lain cabai merah, ikan segar, aneka sayuran seperti tomat sayur, dan cabai hijau.
Sumber: Antara
Penyumbang inflasi berikutnya adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,59% dengan andil 0,1%. Komoditas yang menyebabkan kenaikan harga antara lain nasi, mi, dan rokok kretek filter.
Inflasi juga dialami kelompok sandang sebesar 0,81% dengan andil 0,05%. Suhariyanto memberi catatan khusus pada kelompok ini lantaran didorong utamanya oleh komoditas emas yang naik signifikan, dengan andil terhadap inflasi 0,02%.
Berdasarkan komponennya, inflasi bulan Juni 2019 didorong oleh volatile price di mana inflasi sebesar 1,7% dengan andil 0,35%. Inflasi inti tercatat sebesar 0,38% dengan andil 0,22%. Sementara, administered price atau harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi 0,09% dengan andil 0,02%.
Dari 82 kota, BPS mencatat ada 76 kota yang mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 3,6%, sedangkan deflasi terendah di Jayapura sebesar 0,08%.