Ceknricek.com — Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hari ini, Sabtu (27/7) terjadi gempa bumi di empat wilayah di Indonesia. Terhitung dari pukul 00.34 WIB tiga wilayah diguncang gempa yaitu, Kabupaten Majenang, Ciamis, dan Cilacap diguncang gempa.
Sedangkan, pada pukul 10:44:43 WIB, gempa mengguncang Pangandaran hingga Cilacap.
BMKG menyebut gempa yang terjadi di tiga wilayah ini memiliki magnitudo 3,2 dengan episenter terletak pada koordinat 7,37 Lintang Selatan, 108,66 Bujur Timur, tepatnya berada di darat pada jarak 13 km arah barat daya Kota Majenang dengan kedalaman 13 kilometer. Episenter gempa ini terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Foto: Doc. BMKG
Sementara itu, gempa yang terjadi di Pangandaran berlokasi di 8.41 LS, 108.43 BT (Pusat gempa berada di laut 78 km Barat Daya Kab. Pangandaran), Kedlmn:12 Km.
Foto: Doc. BMKG
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa ini sebenarnya merupakan guncangan yang kedua. Sebelumnya pada hari Jumat, 26 Juli 2019 pukul 21.58 WIB wilayah yang sama juga diguncang gempa lemah dengan magnitudo 2,7.
“Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif. Melihat lokasi episenternya diduga kuat bahwa pembangkit gempa ini adalah sistem sesar citanduy,” ujar Daryono dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Sabtu (27/7).
Daryono mengatakan, dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat menunjukkan guncangan dirasakan di wilayah Wanareja, Majenang, Rancah, Sidareja, Babakan Anyar, Cisanga dengan skala Intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hasil monitoring BMKG hingga Sabtu pagi pukul 08.00 WIB belum ada aktivitas gempa susulan.
“Kepada masyarakat himbau agar tetap tenang hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” ujar Daryono.
“Meskipun gempa ini tidak terlalu berdampak, tetapi 2 gempa tektonik yang terjadi cukup sebagai bukti dan pengingat bahwa struktur sesar citanduy yang melintas di wilayah ini masih aktif sehingga patut diwaspadai. Masyarakat perlu memahami pentingnya bangunan tembok yang strukturnya kuat dan aman gempa bumi,” kata Daryono.