by Asro Kamal Rokan*
Ceknricek.com – MALAYSIA bersiap pada dua pilihan: Mempertahankan pemerintah saat ini atau pemerintah baru. Keputusan rakyat akan ditentukan pada 9 Mei 2018 dalam Pilihan Raya Umum ke-14 (PRU 14). Proses PRU 14 sudah dimulai Sabtu (28/4).
Najib Razak, perdana menteri saat ini, harus bertarung dengan seniornya, Mahathir Mohammad, yang sebelumnya memutuskan tidak lagi minat ke politik. Najib didukung Barisan Nasional (BN) — koalisi partai berkuasa, antara lain United Malays National Organization (UMNO), Malaysian Chinese Association (MCA), dan Malaysian Indian Congress (MIC).
BN berkuasa tanpa terputus sejak Tunku Abdu Rahman menjadi Perdana Menteri pertama, 1957. Dalam pemilihan raya ini, BN berhadapan dengan tokoh yang telah dibesarkannya dan berkuasa sebagai perdana menteri selama 22 tahun (1981-2003): Mahathir Mohammad.
Mahathir Mohammad — yang kini berusia 92 tahun — didukung koalisi aposisi, Pakatan Harapan (PH). Koalisi ini dipimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang didirikan Anwar Ibrihim, wakil perdana menteri yang dipecat Mahathir pada 1998 dengan tuduhan sodomi. Anwar saat ini masih dalam penjara. Pada pemilihan raya ini, Mahathir maju bersama wakilnya, Wan Azizah Wan Ismail (Presiden PKR), yang juga istri Anwar.
Mahathir-Wan Azizah maju sebagai calon perdana menteri hasil rapat pemimpin Pakatan Harapan di Shah Alam, Minggu (07/01). Media-media Malaysia melaporkan, apabila koalisi ini menang, Mahathir berjanji akan membebaskan dan mempersiapkan Anwar menggantikannya sebagai Perdana Menteri.
Hukuman Anwar berakhir pada 8 Juni. Meski setelah bebas nanti, undang-undang melarang Anwar berpolitik selama lima tahun, kecuali Yang Dipertuan Agong mengampuninya. “Seharusnya saya tidak pecat Anwar, namun polisi memberikan bukti Anwar bersalah. Saya marah kepada polisi,” kata Mahathir dalam wawancara dengan Sin Chew Daily, Maret lalu.
Pemilihan Raya Paling Ketat
Berbeda dengan pilihan raya sebelumnya, kali ini tidak mudah bagi koalisi berkuasa, Barisan Nasional. Pasalnya, selain munculnya Mahathir – tokoh yang sangat populer dan berpengaruh – juga isu korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang mendera Najib.
1MDB adalah perusahaan yang dibuat pemerintah Najib untuk mendatangkan investasi asing. Sejumlah proyek besar dibangun 1MDB, di antaranya proyek listrik, mendirikan menara kembar Tun Razak, dan Tun Razak Exchange.
Pada 2015 lalu, berkembang isu aliran dana sekitar 700 dolar AS masuk ke rekening pribadi Najib. Media Amerika, Wall Street Journal, menurunkan laporannya soal dugaan aliran dana tersebut. Publik tersentak. Najib telah membantah, namun kalangan oposisi tidak mempercayainya.
Selain isu korupsi, membanjirnya tenaga kerja China juga disorot oposisi. Mahathir dalam rekaman video yang viral, geram dengan proyek kawasan industri Malaysia-China Kuantan Industrial Park (MCKIP). Proyek ini, menurut Mahatir, lebih terlihat sebagai milik China daripada kerja sama dengan Malaysia, karena peralatan dan pekerja semua dari China, tidak ada Melayu.
Isu-isu ini menyulitkan BN yang selama ini didukung puak Melayu. Pengamat politik yang juga wartawan senior Malaysia, Tan Sri Johan Jaaffar, yang dihubungi ceknricek.com, Sabtu (28/4) mengatakan, dalam sejarah Malaysia, pemilu ke-14 ini paling sulit diprediksi hasilnya. Alasannya, Barisan Nasional mengalami defisit kepercayaan yang besar sehubungan isu 1MDB dan masalah kenaikan harga barang.
“Media sosial banyak mempengaruhi persepsi rakyat terhadap BN. Di sisi lain, koalisi Pakatan Harapan yang dipimin Mahatir memanfaatkan sentimen yang menimbukan kemarahan rakyat itu,” kataya.
Johan juga menilai, dalam sejarah politik Malaysia, koalisi oposisi saat ini yang paling kuat dibanding sebelumnya. Menurutnya, Tun Mahathir masih dihormati dan jasanya dikenang. Kemudian, pengaruh Anwar Ibrahim juga masih kuat. “Kerjasama” dua tokoh yang dulu bermusuhan ini, menurut Johan, sangat menarik. “Tidak ada yg mustahil dalam politik,” tegasnya.
Lalu bagaimana dengan peluang BN? Menurut Johan, dukungan akar rumput — terutama di luar kota —, kemudian media massa arus utama, dan petugas partai di masyarakat bawah, di antaranya kaum ibu UMNO, sangat kuat dan sulit ditandangi koalisi pembangkang.
BN juga sadar kekuatan mereka di perkotaan dan dukungan etnis China semakin menipis. Karena itu, mereka berupaya memenangkan basis tradisinya di kawasan Felda (Federal Land Development Authority) — kawasan pedesaan Melayu yang khusus dibangun pemerintah, termasuk perkebunan sawit.
“BN akan berupaya menang di kelompok Melayu, terutama di Felda. Namun, pembangkang juga berupaya menarik simpati di kawasan tersebut. Pemilihan raya ini merupakan gelanggang perlawanan yang paling inten bagi Malaysia. Apa saja boleh berlaku,” kata Johan, yang juga dikenal sebagai budayawan.
Hasil Pilihan Raya Umum yang ke-14 kalinya ini akan ditentukan pada 9 Mei 2018. Inilah pilihan raya umum terketat dalam sejarah Malaysia. Rakyat akan berbondong-bondong ke bilik suara. Mereka akan membuat keputusannya.