Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Investasi Cina dan Cerita Para Koruptor

Opini March 26, 2019Updated:March 8, 20256 Mins Read

Ceknricek.com — Indonesia akan menawarkan 28 proyek pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) II Belt and Road Initiative atau BRI pada April 2019. Total nilai 28 proyek itu US$ 91,1 miliar. Jika kurs rupiah Rp 14.237 per dolar, maka jika semua itu dirupiahkan muncullah angka Rp 1.296 triliun. Wow, sangat besar. Itu setara dengan separuh nilai APBN 2019 yang sebesar Rp 2.439 triliun.

Orang yang sibuk mengurusi jualan ini adalah Luhut Binsar Panjaitan. Sebelumnya pada 21 Maret lalu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman ini juga sudah menandatangani sejumlah proyek dengan Cina. Dan cerita tentang 28 proyek yang dilego ke Cina itu hanya salah satu bagian saja.

Jualan proyek kepada Cina menjelang Pilpres sungguh mengundang kecurigaan. Publik bisa saja mengaitkan soal ini dengan betapa gurihnya yuan dari Negeri Tirai Bambu. Inilah yang mengakibatkan banyak para pemimpin dunia rela mengorbankan kepentingan negerinya untuk dapat menikmati “kue” itu.

Tengok saja kisah Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, dan mantan Presiden Sri Langka, Mahinda Rajapaksa. Syukurlah, rakyat kedua negara itu mencium bahaya bagi negerinya sehingga menuntut tanggung jawab keduanya di kotak suara. Indonesia sudah berada dalam bayang-bayang itu. Kini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah membidik korupsi infrastruktur. Lebih jauh lagi, kita tentu berharap KPK dan BPK lebih mencermati proyek-proyek yang mendapat pendanaan dari Cina.

Capres Prabowo Subianto menyoroti banyaknya proyek patungan dengan Cina yang kelewat mahal. Apa yang disinyalir Prabowo tidak berlebihan. Kini setidaknya ada 270 dari 1.814 proyek BRI yang dilakukan sejak 2013 di kawasan Indo-Pasifik dihentikan karena kekhawatiran akan kepraktisan dan kelayakan finansial.

Para analis telah memperingatkan bahwa Cina telah membangun surga bagi para koruptor melalui proyek BRI. Lewat bantuan Cina, para penguasa tiran dan kriminal menggunakan proyek infrastruktur Cina ini untuk tetap berkuasa. Dalam banyak kasus, para pemimpin negara penerima BRI melihat proyek tersebut sebagai peluang untuk mempertahankan dan melegitimasi korupsi mereka sendiri. Di sisi lain, Cina juga membutuhkan pemerintah yang korup untuk memangkas birokrasi yang rumit dengan salah satunya melalui suap.

Kesimpulan seperti itu tidak berlebihan. Soalnya, tingkat korupsi negara penerima investasi BRI amat tinggi. Pada Matriks Risiko Suap TRACE, sebagian besar negara penikmat BRI menduduki peringkat di 50% lebih rendah, dan 10 di antaranya berada di antara 25 negara paling berisiko di dunia. Negara-negara tersebut seringkali memiliki proses legislatif yang buram, mekanisme akuntabilitas yang lemah, organisasi media yang tunduk, dan pemerintah otoriter yang tidak mengizinkan perbedaan pendapat.

Bagi politisi di negara-negara tersebut, BRI menawarkan berbagai alat untuk memungkinkan korupsi; suntikan uang tunai yang mudah dialihkan, infrastruktur yang memesona untuk menenangkan masyarakat, dan hubungan baik dengan salah satu negara paling kuat di dunia. Semua itu dibungkus dalam jaminan bahwa para pemangku kepentingan akan—paling tidak—mengabaikan jika terdapat ketidakwajaran yang akan muncul, selama proyek tersebut dibangun.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak digulingkan dari jabatannya pada bulan Mei 2018. Selama berkuasa, Najib telah memberikan Cina akses luar biasa ke Malaysia. Di seluruh negeri, proyek-proyek infrastruktur besar yang didukung Cina sedang direncanakan atau mulai dibangun. Kehadiran Cina ini memunculkan skandal di kantor perdana menteri. Najib dituduh melakukan korupsi besar-besaran terkait dengan dana pembangunan yang dikenal sebagai 1MDB.  Ketika pemilu semakin dekat, lawannya, Mahathir Mohamad, menuduh bahwa sejumlah uang dari Cina yang mengalir ke Malaysia digunakan untuk mengisi kembali kas yang sudah terkuras oleh gratifikasi.

Mahatir – Najib. Sumber : Tribunnews Aceh

Selain Malaysia, Laos juga begitu. Atas perintah Cina, Laos membangun jalur kereta api dari perbatasan utara ke Thailand dengan pinjaman besar dari bank Cina. Proyek senilai US$ 6,7 miliar ini sebagai upaya mantan Wakil Perdana Menteri negara itu, Somsavat Lengsavad. Suap dalam proyek infrastruktur Laos yang dibangun oleh orang asing merupakan hal biasa. Kini IMF mengingatkan, Laos berada di mulut jebakan utang Cina. 

Sumber : chindonews.blogspot.com

Di Sri Lanka, Pelabuhan Hambantota dibangun oleh Cina di bawah mantan Presiden Mahinda Rajapaksa. Ketika Rajapaksa menghadapi tantangan elektoral pada tahun 2015, uang yang dialokasikan untuk pembangunan pelabuhan mengalir ke pundi-pundi kampanye presiden. Pada akhirnya, Rajapaksa kalah dalam pemilihan umum dan pelabuhan itu terbukti sangat tidak menguntungkan sehingga pemerintah baru terpaksa menyerahkannya ke Cina dalam pertukaran utang dengan saham.

Sumber : Srilankabrief

Investasi Cina di Asia Tengah juga telah memungkinkan rezim otokratis di kawasan itu berkembang. Contoh utama adalah Kazakhstan. Pemerintah Kazakh adalah rezim kleptokrasi yang sangat korup. Pada Indeks Persepsi Korupsi Transparency International 2017, Kazakhstan berada di peringkat ketiga terbawah dari 180 negara.

Proyek-proyek BRI yang dibiayai Cina juga telah membantu menjadikan para pemimpinnya benar-benar populer, karena orang Kazakh biasa menafsirkan infrastruktur baru yang mencolok sebagai simbol kemajuan. Hal ini sangat penting bagi para penguasa negara itu, karena kesehatan ekonomi negeri yang kaya akan minyak dan gas ini sangat tergantung pada harga minyak dan fluktuasi ekonomi di Rusia.

Dalam sebuah analisis investasi Cina di Kazakhstan, sebuah studi dari Universitas George Washington menemukan bahwa “bantuan, pinjaman, dan kemitraan Cina meningkatkan kemampuan pemimpin Kazakh untuk tetap berkuasa.”

Upaya Presiden China Xi Jinping memerangi korupsi hanya sebatas di dalam negeri. Korupsi pada proyek-proyek konstruksinya di luar negeri seakan dibiarkan merajalela. Tidak ada upaya pencegahan korupsi dalam prinsip-prinsip BRI. Transparency International melaporkan Cina tidak pernah mengajukan penuntutan pada perusahaan, warga negara, atau penduduk karena praktik korupsi yang dilakukan di luar negeri.

Bagi Cina, korupsi tak membuat bangkrut. Namun korupsi Cina di negara-negara lain yang lebih kecil dan lebih miskin bisa berakibat kebangkrutan. Bagi beberapa negara, proyek BRI Cina adalah pertaruhan yang berisiko tinggi. Ketika proyek-proyek seperti itu disetujui oleh para pemimpin lokal yang lebih tertarik untuk memperkaya diri, maka ini akan menjadi masalah serius di kemudian hari.

Itu sebabnya, Indonesia, kata ekonom senior Rizal Ramli, wajib melepaskan diri dari permainan macam itu. Dengan cara tak memberikan sedikit pun kesempatan pada para negara adidaya menguasai jalur strategis maritim Indonesia.

Sumber : jerami.info

Duta Besar (Dubes) baru Amerika Serikat untuk Australia, Arthur Culvahouse Jr.  juga menyampaikan kekhawatiran akan cara pemerintah Cina meminjamkan uang ke negara-negara berkembang di Pasifik yang disebutnya sebagai “payday loan diplomacy” atau “diplomasi pinjaman cepat dan mudah.” Sebelumnya, Wakil Presiden AS Mike Pence telah mengingatkan bahwa Cina menerapkan “jebakan utang” terhadap negara-negara berkembang di Pasifik. “Saya ingin menggunakan bahasa yang lebih keras. Saya akan menggunakan istilah ‘payday loan diplomacy’,” tuturnya seperti dilansir media Associated Press (AP), Kamis 14 Maret lalu.

Di sisi lain, kita juga telah menyaksikan, Jokowi menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prinsip utama kampanye untuk memenangkan kembali pilpres tahun ini. Ia menjanjikan membangun jalur kereta api, jalan raya, pelabuhan, dan bandara baru di seluruh negeri. Cina berperan penting untuk kesuksesan janji itu.

# cina # investasi #koruptor
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.