Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Jakarta-Bangkok, Sebelas duabelas

Opini August 24, 20235 Mins Read

Ceknricek.com — Di balik kemasyhurannya sebagai salah satu tujuan wisata populer dunia, Bangkok masih mewariskan persoalan lama. Istilah anak milenial: sebelas duabelas dengan Jakarta dalam urusan kemacetan. Dua kota itu pernah masuk daftar 20 kota termacet di dunia. Kala itu, masalah kemacetan di Bangkok hampir sama dengan di Jakarta.

Penelitian menyebut faktor utama penyebab kemacetan di kota ini karena kurangnya ruas jalan yang tersedia, yakni sekitar 8 persen dari luas kawasan. Angka itu berbeda jauh jika dibandingkan dengan rata-rata 20-30 persen di negara barat. Padahal, ibaratnya Bangkok belum lama sudah “diruwat”. Diberi nama baru : Kota Malaikat. Ya, Bangkok sekarang punya nama baru : Krung Thep Maha Nakhon. Artinya : Kota Malaikat / Bidadari.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Walaupun secara internasional tetap namanya Bangkok. Nama kota itu terpanjang di dunia. Ini masih mendingan dibandingkan awal sejarah. Ya, ampun panjangnya : “Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit.” 188 huruf! Sampai kiamat pun sulit orang menghafalnya. Bagaimana pula menulisnya di pasport atau kartu embarkasi.

Saya sudah memasuki hari ketiga di Bangkok ketika ini ditulis.

Dua hari yang terlewat siang malam saya menyaksikan kemacetan lalu lintasnya luar biasa parah. Mengonfirmasi gelarnya sebagai salah satu kota termacet dunia. Untuk menuju satu tempat berjarak hanya 4-5 km, misalnya, memerlukan waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Kenapa tidak berjalan kaki saja? Tunggu dulu. Bangkok seperti Jakarta, nasibnya juga sama dalam urusan polusi udara.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Menurut data, 1,3 juta penduduk Bangkok menderita sakit dengan 200 ribu di antaranya dirawat di RS dan 700 meninggal dunia pada puncak polusi udara akhir Januari dan awal Februari. Waktu itu otoritas kota sampai mendesak orang untuk bekerja dari rumah. Sekarang pun, juru bicara dari Kantor Gubernur Bangkok mengatakan mereka tidak akan ragu untuk sewaktu-waktu mengeluarkan perintah serupa jika situasinya memburuk.

Kementerian kesehatan setempat mengatakan sebanyak 50 distrik di Bangkok mencatat tingkat yang tidak aman dari partikel PM2.5 yang paling berbahaya. Partikel ini sangat kecil sehingga dapat memasuki aliran darah.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Dua hari yang lewat berturut – turut pas saya di Bangkok Alhamdulillah statusnya aman menurut Index Kualitas Udara. ( AQI).

Tetapi AQI mengingatkan juga hari ketiga dan seterusnya status Bangkok kembali tidak aman.

Selama di Bangkok siang malam saya sengaja memperhatikan jalanan dari depan hotel tempat saya menginap di pusat kota. Hingga pukul 10 semalam, kemacetan belum reda. Arus lalulintas semakin bertambah menjadi-jadi parahnya karena turun hujan. Beberapa ruas jalan tergenang banjir.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Puluhan “Tuk Tuk” berhias lampu berwarna-warni mirip es campur tetiba menyerbu masuk halaman hotel. Seperti rombongan festival, disertai iringan musik yang disetel dengan volume keras. “Tuk Tuk ” lalu menumpahkan penumpang turis, kebanyakan dari Afrika. Ditimpali aksi tepuk tangan dan sorak sorai panjang dan suara cekikikan. Mungkin mau menggambarkan pembebasan penderitaan mereka disiksa kemacetan berjam-jam di jalan.

Oh, iya : Tuk Tuk adalah kendaraan umum tiga roda seperti Bajaj di Jakarta. Di Bangkok kendaraan ini sangat populer, menjadi elemen penting pariwisata. Penampakannya memang menarik dihiasi lampu warna disekujur bodinya sehingga mirip gelas berisi es campur berjalan di malam hari.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Luas Kota Bangkok 1.565 km persegi, jauh lebih besar dibandingkan Jakarta yang hanya 650 km persegi. Penduduknya pun sekitar 9 juta, lebih sedikit dari Jakarta yang sekitar 11 juta jiwa. Mestinya Bangkok lebih longgar apalagi dengan infrastruktur angkutan umum lebih baik, lebih lengkap. Kenapa Bangkok lebih parah? Mungkin karena jumlah turisnya 20 juta jiwa / tahun atau rata – rata 2 juta jiwa perbulan. Sesuatu yang mustahil untuk dielakkan. Otoritas Pariwisata di kota ini bahkan mau menggenjot angka turis hingga 30 juta selepas Pandemi Covid-19 tahun ini. Jumlah turis itu setara dengan pendapatan USD 50 M. Kalau saja terealisasi, maka Thailand lebih pantas punya Ibu Kota baru dibandingkan IKN Indonesia, karena riel punya uang banyak dari kocek dan penghasilan sendiri.

Catatan ini sangat boleh jadi dipengaruhi perasaan galau saya yang masih berkabung saat tiba di Bangkok, Selasa (22/8) sore itu. Kakak Ipar saya, Sigit Wisnu Tantomo (72) di Yogyakarta meninggal dunia jelang saya boarding di pesawat.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Maka seakan tawar saja satu dua hari ini berada di Kota Malaikat itu. Makan saja pun belum saya temukan yang enak. Padahal, dunia mengakui Bangkok surga wisata kuliner. Saya masih terkenang kakak ipar yang meninggal dunia di Yogyakarta di hari dan jam penerbangan saya ke Bangkok. Semoga Mas Sigit yang dimakamkan esoknya diterima di sisi Allah SWT. Memperoleh tempat lapang, nyaman, dan indah di sisiNya.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Di Bangkok, saya terus meng update berita tentang almarhum hingga upacara pemakamannya. Perasaan baru sedikit lega melihat begitu banyak yang datang melayat, mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir dia. Dua adik, Faidal Yuri dan istri, Nining, Fadlan, Ikhwan Azis, kemenakan Ade Festiany bersama anaknya, Gading, berada di sana. Saya menonton video suasana pemakamannya, yang mengharu biru. Boggart (Boga) putra sulung almarhum mengadzankan saat jenasah ayahnya di liang lahat. Tidak terasa airmata mata jatuh menetes menggarisi pipi.

Jakarta-Bangkok
Sumber: Istimewa

Saya menelpon lagi kakak saya, Yunita Bintang, istri almarhum. Tapi tidak bisa lama. Saya tidak tahan karena dia masih terguncang, masih terus menangis sesenggukan. Saya hanya titip pesan pendek. Supaya dia berusaha keras mengikhlaskan mendiang. Begitulah takdir kematian atas manusia terjadi. Tidak seorang pun tahu kapan waktunya tiba. Dan tak siapapun juga bisa mencegahnya apalagi menundanya. Innalillahi Wainnailaihi Rojiun.

Mengapa saya ke Bangkok sudah saya ceritakan dua hari lalu dalam tulisan ( Baca : “Dapat Tugas Mengawal Cucu yang Ikut Lomba Debat di Bangkok” Selasa 22/Agustus).

Baca juga: Dapat Tugas Mengawal Cucu yang Ikut Lomba Debat di Bangkok

# ilhambintang #Jakarta bangkok thailand
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.