Ceknricek.com – Dunia sedang menghadapi Revolusi industri keempat, sebuah masa yang ditandai dengan perkembangan ekonomi digital secara besar besaran. Inilah janji pemerintah untuk mendukung ekonomi digital di masa depan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan kita harus mempersiapkan diri menyambut era ekonomi digital ini. Menperin menyampaikan hal itu ketika memberikan kuliah umum yang diselenggarakan Para Syndicate di Jakarta, Kamis (26/4).
Pemerintah siapkan 10 langkah strategis. Pertama perbaikan alur aliran barang dan material. Caranya dengan memperkuat produksi lokal pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan kapasitas dan percepatan adopsi teknologi.
“Kita ingin mengurangi impor bahan baku maupun komponen dan memacu sumber daya alam kita agar bernilai tambah tinggi,” jelas Airlangga.
Langkah kedua, mendesain ulang zona industri sesuai peta jalan sektor-sektor industri yang menjadi fokus dalam Making Indonesia 4.0.
“Kami lihat secara geografis, kemudian dari aspek transportasi, infrastruktur, dan lainnya sehingga komprehensif antar lintas sektor,” katanya.
Ketiga, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan, dengan membangun industri nasional yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi terbarukan.
“Oleh karenanya, Indonesia akan berusaha memenuhi persyaratan keberlanjutan itu di masa mendatang, dengan mengidentifikasi aplikasi teknologi dan peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta mempromosikan lingkungan yang kondusif,” papar Menperin.
Keempat, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hampir 70 persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM.
“Pemerintah membangun platform e-commerce, yang juga bisa dimanfaatkan petani dan pengrajin. Kami juga akan membangun sentra-sentra teknologi dalam rangka meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi teknologi,” tuturnya.
Upaya kelima, yaitu membangun infrastruktur digital nasional, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan meningkatkan kemampuan digital melalui kerja sama antara pemerintah dengan publik dan swasta.
Keenam, menarik minat investasi asing. Hal ini dapat mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal. Pemerintah melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik.
Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM), serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan.
Kedelapan, mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait.
Termasuk di antaranya yaitu perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal.
Kesembilan, insentif untuk investasi teknologi. Pemerintah akan mendesain ulang rencana insentif adopsi teknologi, seperti subsidi, potongan pajak perusahaan, dan pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan teknologi industri 4.0.
Dan, langkah kesepuluh adalah Indonesia berkomitmen melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk mendukung daya saing industri.
Baca: Generasi Muda Ditantang Bangun Unicorn
Kondisi Saat Ini
Kondisi sekarang memang masih jauh dari harapan. Jumlah penduduk di Tanah Air yang menikmati jaringan internet dengan jaminan konektivitas yang selalu tersambung serta memiliki kemampuan triple-play atau pita lebar (broadband) baru mencapai 7 persen sesuai data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Jadi masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Indonesia Lukman Adjam Indonesia membutuhkan infrastruktur jaringan dan harga yang layanan internet yang terjangkau.
Pada tahun 2019, katanya lagi, pemerintah pusat menargetkan pembangunan infrastruktur di kawasan urban bisa mencapai 71 persen rumah tangga dengan kapasitas 21 megabyte dan desa 90 persen rumah tangga dengan kapasitas internet 10 megabyte.
"Untuk menghasilkan internet berkualitas dan harga terjangkau, pilihannya kabel fiber optik karena lebih efisien," ujarnya dalam sebuah pelatihan di Kudus, Kamis (26/4) dikutip antara.
Pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyiapkan 10.000 lulusan yang menguasai jaringan kabel fiber optik periode 2015-2019.
Selain akan melatih puluhan ribu siswa, ratusan guru dengan keahlian serupa yang totalnya selama 2 tahun mencapai 602 guru dari 448 SMK dari 25 provinsi.
Video: 5 Jenis Pengguna Internet