Ceknricek.com — Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Idham Aziz, menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI (Kapolri) yang diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR.
Idham akan menggantikan posisi kapolri yang ditinggalkan Jenderal Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Komjen Idham menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (30/10) siang, setelah pagi harinya menerima kunjungan Komisi Hukum DPR itu, di kediamannya. Komisi Hukum segera mengusulkan penetapan Idham sebagai Kapolri dalam rapat paripurna DPR, Kamis (31/10).
Bagaimana jejak rekam jenderal bintang tiga ini di Kepolisian RI?
Berpengalaman di Bidang Reserse
Lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963, lulusan Akademi Kepolisian tahun 1983 itu, dikenal berwawasan luas di bidang reserse dan antiteror.
Salah satu terduga teroris yang pernah ditanganinya adalah Dr. Azahari, orang yang diyakini sebagai otak bom Bali I dan II. Azahari tewas di Batu, Malang, Jawa Timur pada 2005 dengan dua versi cerita: meledakkan diri saat diburu Detasemen Khusus 88 dan ditembak petugas.
Dari situlah ia kemudian menerima penghargaan dari Kapolri Sutanto, bersama dengan Tito Karnavian, rekan seangkatannya. Idham juga menjadi anggota tim kobra yang dipimpin Tito dalam memburu putra bungsu Presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Dalam kasus terkait pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita pada 07 Agustus 2000 yang melibatkan Tommy, putra bungsu Presiden Soeharto itu kemudian divonis 10 tahun penjara. Tommy menjalani hukuman di Nusakambangan dan keluar di tahun 2006.
Idham juga menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau disebut Ops Camar Maleo. Tidak hanya itu, Idham juga turut ambil bagian dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Investigasi kasus Novel ini ditangani Idham saat ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan masih berpangkat bintang dua atau Irjen. Saat ini, Idham berperan sebagai penanggung jawab tim teknis kasus Novel yang dibentuk Polri. Namun sayang, sejauh ini kasus tersebut belum terungkap secara jelas.
Orang Dekat Tito Karnavian
Baca Juga: Calon Kapolri Idham Aziz Jalani Uji Kelayakan di Komisi III DPR RI
Kedekatan Idham dan mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dimulai pada 2005. Kala itu, Tito Kepala Subden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri. Tito kemudian meminta Idham untuk menjadi wakilnya dalam investigasi kasus di Poso, Sulawesi Tengah. November 2005, Idham resmi menjadi Wakil Ketua Satuan Tugas Bareskrim Poso mendampingi Tito.
Saat Tito Kapolri, karier Idham terus moncer. Dari Kapolda Sulteng pada 2014-2016, ia kemudian menjabat Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Maret-September 2016), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (September 2016-Juli 2017), Kapolda Metro Jaya (Juli 2017-Januari 2019) dan Kabareskrim Mabes Polri (Januari 2019-sekarang). Tersiar kabar, Jenderal Tito jugalah bersama Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengusulkan nama Idham sebagai calon Kapolri.
7 Program
Dalam uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan, DPR Idham sempat memaparkan konsepnya dalam memimpin Polri. Setidaknya ada tujuh program yang akan dilakukan ketika terpilih dan dipercaya menjadi kepala lembaga yang berdiri sejak 01 Juli 1946 itu.
“Saya akan melakukan program penguatan Polri yang Promoter yang diimplementasikan kedalam 7 program prioritas,” katanya.
Ketujuh program itu adalah; (1) Mewujudkan SDM unggul, (2) Pemantapan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), (3) Penguatan penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan, (4) Pemantapan manajemen media, (5) Penguatan sinergi polisional, (6) Penataan kelembagaan, (7) Penguatan pengawasan.
BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini