Ceknricek.com — Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Satuan Brimob Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan sterilisasi di sejumlah Gereja yang ada di wilayah Kabupaten Sleman menjelang perayaan Natal 2019. Mereka diterjunkan menjadi tiga tim yang memiliki tugas masing-masing.
“Ada 20 personel yang terbagi dalam tiga tim yang kami terjunkan untuk mulai melakukan sterilisasi gereja di Sleman,” kata Dansubden Jibom Gegana Satbrimobda DIY, AKP Suripto usai melakukan sterilisasi di Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga, Mlati, Sleman, Senin (23/12).
Tugas itu yakni menyisir wilayah Sleman barat, tengah dan timur guna mengantisipasi adanya bahan peledak (handak) maupun bom di tempat ibadah. Hal ini demi menjaga perayaan Natal agar berjalan aman, lancar dan khusyuk.
“Setelah itu dilanjutkan untuk melakukan sterilisasi di Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Hari ini kami habiskan di empat kabupaten, lalu besok dilanjutkan di Kota Yogyakarta,” katanya.
Untuk menjamin dan antisipasi keamanan ibadah para personel juga turut melakukan penyisiran secara menyeluruh, mulai akan masuk ke gereja, ke dalam gereja, hingga sudut-sudut ruangan yang ada di gereja tak luput dari pemeriksaan, termasuk langit-langit gereja juga turut diperiksa.
Baca Juga: Sejumlah Ormas Gotong Royong Jaga Keamanan Nataru di NTT
“Dari pemeriksaan kami di beberapa gereja tadi tidak ditemukan bahan berbahaya seperti handak maupun bom, semua masih kondusif,” katanya.
Suripto mengatakan, setelah sterilisasi, pihaknya juga akan menyerahkan pengamanan saat pelaksanaan perayaan kepada polsek setempat untuk menjamin kekhusukan ibadah Natal bagi yang menjalankan.
“Kami juga turut membuat tiga posko utama, yakni di Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng, Ngaglik, Sleman, Gereja Katolik Santo Antonius Kota Baru, Yogyakarta dan Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul,” katanya.
Karo Ops Polda DIY Kombes Pol Hermansyah mengatakan setidaknya jumlah gereja di wilayah DIY terdapat 404 gereja. Dari jumlah itu, sebanyak 360 gereja masuk kategori aman, 44 gereja masuk kategori rawan 1 dan tidak ada gereja dengan kriteria rawan 2.
“Indikator rawan 1 yaitu gereja dengan jamaat banyak, pernah terjadi konflik dengan masyarakat, pernah terjadi konflik internal dan pernah terjadi teror. Sedangkan indikator rawan 2 yaitu gereja yang sedang berlangsung konflik,” katanya.
Ia mengatakan, beberapa gereja besar dilakukan sterilisasi oleh unit Jibom Polda DIY EOD (Explosive Ordnance Disposal). Sterilisasi juga dilakukan secara manual.
“Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tas atau barang bawaan. Kami imbau jemaat tidak menggunakan tas berukuran besar dan kalau menemukan barang mencurigakan jangan dipindahkan tapi lapor petugas polisi,” katanya.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.