Ceknricek.com — Presiden Joko Widodo meminta penegakan hukum terkait kebakaran hutan dan lahan dilakukan secara tegas tanpa kompromi, karena mayoritas karhutla disebabkan ulah manusia.
“Kita tahu 99 persen kebakaran hutan karena ulah manusia, baik disengaja atau karena kelalaian. Oleh sebab itu penegakan hukum harus tegas dan tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah ini,” ucap Presiden dalam Rapat Terbatas Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (23/6).
Jokowi menegaskan dirinya sudah berulang kali menyampaikan agar jajarannya tidak menunggu api karhutla membesar baru melakukan upaya pemadaman.
“Berkali-kali saya sampaikan jangan sampai api sudah membesar baru kita padamkan, sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap,” tegasnya
Lebih lanjut dia menyatakan sudah meminta para gubernur, bupati, walikota, pangdam, dandim, danrem, kapolda, dan kapolres untuk betul-betul cepat dan tanggap mengenai pencegahan dan penanganan karhutla.
Mengutip data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jokowi menyatakan bahwa 17 persen wilayah Indonesia sudah mengalami musim kemarau pada April, 38 persen pada Mei, 27 persen pada awal Juni dan sisanya baru akan memasuki bulan kemarau pada bulan Agustus.
“Kita masih punya persiapan pendek 1 bulan untuk mengingatkan ini, meskipun seingat saya bulan Januari atau Februari kita sudah membuat rapat besar di sini, untuk itu saya ingatkan kembali,” ungkap Presiden.
Baca juga: Karhutla Aceh Barat, KPH: 2,1 Hektare Lahan Kembali Terbakar
Dia memberikan contoh pengawasan dengan sistem “dashboard” yang sudah diterapkan di Riau. Dia pun meminta agar seluruh wilayah yang rawan kebakaran bisa membuat sistem seperti itu.
“Pengawasan dengan sistem ‘dashboard’. Saya lihat di Polda Riau sangat bagus memberikan sebuah contoh dan saya sudah melihatnya langsung ‘dashboard’ itu bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail,” tambah Jokowi.
Selain instrumen tekbnologi Jokowi juga meminta infrastruktur pengawasan samnpai di tingat bawah seperti babinsa (Bintara Pembina Desa), bhabinkantibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), dan kepala desa.
“Tujuannya adalah memadamkan api sejak dini. Karena memang api kalau masih kecil kalau bisa kita selesaikan akan lebih efektif dan efisien dari pada sudah membesar baru kita pontang-panting,” tegas Presiden. (Ant)
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.