Ceknricek.com — Direkrorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Gerakan Melek Sejarah (Gemes) di Kota Magelang, Jawa Tengah.
“Gerakan Melek Sejarah dengan menggunakan akronim Gemes pasti akan sangat melekat untuk generasi milenial khususnnya anak-anak pelajar,” kata Direktur Sejarah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (29/3).
Ia menuturkan kegiatan Gemes di akhir Maret 2019 meliputi beberapa rangkaian acara, meliputi pergelaran teater tari “Aku Diponegoro”, pameran literasi sejarah, bedah buku, dan nonton bareng film sejarah.
Sumber : Antara
Inilah kali pertama Direktorat Sejarah menyelenggarakan pameran produksi buku-buku sejarah, dan Magelang menjadi kota pertama yang terpilih sebagai tempat penyelenggaraan. Pameran ini tidak sekadar memamerkan buku, tetapi juga audio, aplikasi atlas, buku elektronik, pameran interaktif, serta pameran lukisan tentang Pangeran Diponegoro.
Gemes bertujuan untuk menguatkan dan menjaga keberlanjutan budaya literasi di tengah masyarakat, meningkatkan kesadaran dan pemahaman sejarah, bukan hanya sebatas pemahaman tekstual saja tetapi juga pembentukan pola pikir, memahami keterbangunan dan menumbuhkan sikap kritis di tengah derasnya arus informasi.
Menurut Triana, Gemes diimplementasikan dalam berbagai bentuk penyelenggaraan kegiatan kesejarahan yang dapat memantik daya apresiatif dan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap khasanah sejarah bangsa.
Sumber : Antara
Secara umum pameran terbagi menjadi 3 bagian. Pertama zona literasi yang menampilkan berbagai karya terbitan direktorat sejarah yang dipamerkan terbitan tahun 2015-2018 sekitar 50-an buku.
Kedua zona aktivitas bagi pengunjung. Di dalamnya terdapat aktivitas seperti menonton film pendek inspiratif, menjalankan aplikasi atlas, berbagai pesan dan kesan membaca buku, dan mendengarkan dongeng.
Ketiga zona Pangeran Diponegoro. Dalam zona ini ditampilkan video pendek tentang karikatur perang Jawa tahun 1825-1830, atlas interaktif perang Jawa dan lukisan Pangeran Diponegoro.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Direktorat Sejarah, Kemendikbud yang dengan penuh komitmen sudah mengupayakan peningkatan budaya literasi masyarakat khususnya yang ada di Kota Magelang.
Ia menuturkan, Magelang adalah kota yang tidak akan pernah lepas dari kisah sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro. Di kota itulah Pangeran Diponegoro ditangkap melalui sebuah pengkhianatan yang berkedok perundingan damai.
Sosok pahlawan Diponegoro menunggangi kudanya pun kini diabadikan sebagai salah satu landmark di sudut Alun-Alun Kota Magelang dengan harapan masyarakat khususnya generasi muda bisa meneladani semangat perjuangan patriotisme serta nasionalisme Pangeran Diponegoro.
Pameran yang dihelat di selasar Museum BPK Magelang ini berlangsung dari 29 Maret sampai 31 Maret 2019.