Ceknricek.com — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 426 juta vaksin COVID-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia agar dapat menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity.
Dalam keterangan yang dipantau di Jakarta, Rabu, (20/12/20) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) menyatakan jumlah dosis tersebut dengan memperhitungkan 1 orang butuh 2 dosis vaksin dan sesuai guideline WHO. Selain itu, Kemenkes juga mempersiapkan 15 persen cadangan maka total vaksin yang dibutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin COVID-19.
“Dari 269 juta warga Indonesia, kalau kita mau mengejar ‘herd immunity’ usia di atas 18 tahun ada 188 juta, dari 188 juta ini kalau kita keluarkan yang memiliki komorbid berat, lalu yang pernah COVID-19, kita keluarkan ibu-ibu hamil, dan kita keluarkan yang menjadi eksklusi, yang jadi target vaksinasi adalah 181 juta rakyat,” ujarnya.
Lebih Menkes Budi Gunadi memaparkan bahwa jumlah tersebut adalah angka yang sangat besar dan pemerintah sudah berusaha keras untuk memastikan agar mendapat dosis vaksin yang mencukupi. Terdapat 5 jalur pengadaan vaksin yang sudah dikerjakan pemerintah, yaitu 4 jalur bilateral dan 1 jalur multilateral.
“Dari 4 jalur bilateral itu kita sudah tanda tangan kontrak dengan Sinovac untuk 125 juta vaksin dan punya opsi menambahkannya, kita juga sudah tanda tangan dengan Novavax untuk 100 juta dosis dan ada porsi yang pasti kita ambil dan ada porsi opsi,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga akan segera menandatangani kontrak dengan AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis vaksin dengan rincian 50 juta dosis bersifat “firm” dan melakukan penandatangan kontrak dengan perusahaan BioNtech Pfizer untuk 100 juta dosis dimana 50 juta dosis adalah “firm” dan sisanya opsi.
Finalisasi kontrak dengan AstraZeneca dan Pfizer akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
“Jadi total sekitar 400 juta dosis vaksin, 100 juta akan didatangkan dari China, 100 juta dari Novavax, yaitu perusahaan Amerika-Kanada, 100 juta dari AstraZeneca, yaitu perusahaan dari Inggris, 100 juta lagi dari Pfizer sebagai perusahaan gabungan dari Jerman dan Amerika,” jelas Budi.
Klik video untuk tahu lebih banyak – SOSIALISASI 3M DARI VINA PANDUWINATA
Kesepakatan dengan empat perusahaan berbeda itu dilakukan untuk menjamin keterjaminan kedatangan vaksin.
“Diharapkan vaksin-vaksin datang secara bertahap ke Indonesia dan segera melakukan penyuntikan ke seluruh rakyat Indonesia, yakni 181 juta yang tadi saya sampaikan, sehingga kita harapkan di awal tahun depan semua proses kesiapan pengadaan vaksin sudah selesai,” kata Budi.
Sedangkan dengan pendekatan multilateral, Indonesia masuk ke dalam kerja sama GAVI COVAX Facility yang memberikan vaksin secara gratis kepada negara-negara anggotanya.
“Angkanya masih bergerak mengenai berapa yang diberikan ke Indonesia, tapi ‘range-nya’ 3 persen dari populasi, artinya sejumlah 16 juta dosis sampai 12 persen populasi atau 100 juta dosis, karena itu kita buat kontrak dengan ‘opsi’ dari supplier vaksin supaya ada kepastian pengadaan dari GAVI yang gratis, maka kita tidak perlu ambil dari perusahaan,” ungkap Budi.
Artinya, menurut Budi, Indonesia sudah mengamankan sekitar 330 juta dosis secara “firm” dan 330 juta dengan “opsi”.
“Sehingga, kita sudah ‘secure’ 660 juta. Kita ada ‘buffer’ yang cukup kalau ada beberapa sumber yang kemudian gagal diuji klinisnya atau tertunda proses ‘deliver-nya’,” tandas Budi Gunadi Sadikin.
Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan melalui #pesanibu yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak guna mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Warga Lansia Tetap Dapat Vaksin COVID-19
Baca juga: Satgas COVID-19: Vaksin COVID-19 Efektif Cegah Varian Baru Virus Corona